Jakarta – Bedah buku berjudul “Wajah Polisi Presisi: Melahirkan Banyak Inovasi dan Prestasi” karya Dr. Edi Saputra Hasibuan, digelar di Auditorium STIK PTIK, Jumat (28/1/2022).
Acara bedah buku ini turut menghadirkan beberapa ahli di bidangnya, yaitu peneliti senior LIPI Prof. Hermawan Sulistyo, anggota Kompolnas Poengky Indarti, aktivis HAM Natalius Pigai, Kriminolog Adrianus Meliala dan penasihat Kapolri Nur Kholis.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo yang ikut menghadiri acara ini, mengatakan buku ‘Wajah Polisi Presisi: Melahirkan Banyak Inovasi dan Prestasi’ merupakan potret perjalanan dari program Polri Presisi selama satu tahun di bawah kepimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Pak Edi memotret inovasi, kreasi maupun berbagai macam upaya, yang dilakukan oleh Polda dan Polres jajaran di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” ujar Dedi, panggilan karib dari Jenderal Polisi bintang dua ini.
Dedi menambahkan, buku ini juga merupakan suatu bentuk delegasi dari Edi Hasibuan sebagai wujud bagaimana Polri sudah berupaya semaksimal mungkin melakukan transformasi menuju Polri yang Presisi.
“Tentunya juga sebagai masukan kepada Polri seluruh Polda dan Polres jajaran dalam rangka berbuat yang terbaik memberikan pelayanan ke masyarakat. Buku itu sifatnya terbuka, tetapi kita tetap menerima saran masukan dan kritik dalam rangka kebaikan ke depan,” harapnya.
Sementara itu, Edi Hasibuan selaku penulis buku tersebut menjelaskan penulisan buku ini merupakan proses panjang sejak dilantiknya Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadi Kapolri.
Ia pun memotret tahapan demi tahapan yang menjadi program Polri Presisi apakah sudah dilakukan di seluruh Indonesia.
“Setelah satu hingga tiga bulan banyak inovasi muncul, banyak prestasi muncul yang dilakukan jajaran Polri. Ini program Kapolri harus ada perubahan besar di Polri dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat,” ungkapnya.
Dia mencontohkan beberapa inovasi yang dilakukan Polri, yakni penerapan ETLE dan pembuatan SIM online.
Edi Hasibuan juga menyoroti bagaimana kinerja Polri mendukung program vaksinasi Pemerintah.
“Pemerintah meminta masyarakat melakukan vaksinasi dan Polri sebagai garda terdepan diberikan beban bagaimana mewujudkan bagaimana masyarakat bisa mendapatkan vaksin minimal 70 persen di seluruh Indonesia,” paparnya.
Dengan bekerja sama dengan TNI dan pemerintah daerah, Edi Hasibuan menyebut layanan program vaksinasi membuat masyarakat merasa terlindungi dan terlayani dengan baik.
Dimana Polri menurutnya merupakan representasi negara hadir untuk masyarakat.
“Tidak mudah bagi Polri mewujudkan vaksinasi. Bahkan kalau kita lihat banyak kritikan dan hoax yang muncul. Bagaimana Polri bisa melakukan penyuluhan bahwa vaksinasi untuk kebaikan masyarakat,” puji Edi Hasibuan.
Dalam kesempatan ini, Edi Hasibuan meminta Polri tak berpuas diri dalam capaian satu tahun terakhir.
Ia berharap Polri untuk meningkatkan kinerja agar keberadaan Polri dapat dirasakan langsung masyarakat.
“Polri tidak boleh lengah dan kinerja Polri tidak boleh mundur. Kami harapkan tingkatkan kinerja agar tagar-tagar negatif tak muncul lagi, tuturnya.
“Bagaimana meningkatkan profesional dan pelayanan serta keadilan masyarakat, sehingga masyarakat tak viralkan. Kami yakin Kapolri saat ini sangat terbuka dan transparan untuk dikritik,” tegasnya.
Natalius Pigai yang menjadi penanggap buku karya Edi Hasibuan ini memaparkan sejarah Polri dari masa ke masa.
Dirinya menjelaskan pada tahun 2021 memang terjadi perubahan terencana, sistematis, masif, dan terstruktur.
“Itu dilakukan banyak perubahan salah satunya wajah polisi berubah humanis, yang ditujukan pimpinan melakukan permohonan maaf atas kebijakan-kebijakan yang salah terhadap pelayanan tugas kepolisian. Menyentuh perasaan masyarakat,” catat Natalius Pigai.
Salah satu kebijakan yang ia sambut positif, yakni Restorative Justice(penyelesaian suatu kasus di luar proses hukum, red).
Menurutnya hal itu adalah salah satu penegakan hukum yang humanis dan menghormati martabat manusia.
Tak hanya di eksternal, Natalius Pigai juga melihat perubahan di internal Polri.
Di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Sigit, mantan Komisioner Komnas HAM ini menilai banyak anggota Polri yang dulunya tak mendapatkan jabatan, kini mendapatkan jabatan yang baik.
“Saya punya data 2018 sekitar 1.400an Kombes tidak terakomodir. Sekarang di bawah bapak Listyo Sigit, Densus 88 bintang dua, Direktur bintang satu. Pembentukan Unit PPA dan beberapa perubahan di Brimob untuk mengakomodir anggota Polri yang berkompeten, tetapi tak ada ruang,” bebernya.
Selain itu, Natalius Pigai mencatat Kapolri di bawah komando Jenderal Listyo Sigit telah memberikan pelatihan pendidikan kepada 700 Anggota Polri ke luar negeri.
Natalius Pigai menambahkan terdapat 40 anggota Polri mendapatkan kesempatan belajar di universitas terbaik seluruh dunia.
“Tentunya ini upaya ini saya nilai untuk meningkatkan kapasitas anggota,” pungkasnya.