Jakarta – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebutan akrabnya, menyebut bahwa Indonesia mengalami tiga krisis yang saling terkait selama pandemi. Ketiga krisis itu adalah krisis ekologis, ekonomi, dan kesehatan.
“Krisis ekologis ditandai dengan banyaknya bencana ekologis maupun hidrometeorologis yang terjadi di Indonesia dalam lima tahun terakhir,” kata Cak Imin saat menghadiri HUT Gerbang Tani ke-7 secara virtual, Kamis (23/9/2021).
Sementara itu, krisis ekonomi, lanjut Cak Imin, ditandai dengan merosotnya ekonomi di semua sektor karena dampak pandemi COVID-19. Krisis ekonomi, katanya, telah berdampak hilangnya kesempatan kerja dan pemutusan hubungan kerja bagi jutaan orang di Indonesia.
Data Kemnaker menyebut terdapat 2,4 juta PHK sepanjang 2020. Sedangkan Kadin menyebut 15 juta UKM gulung tikar.
“Sedangkan krisis ketiga adalah krisis kesehatan. Ini malah krisis yang pertama, yaitu COVID-19 telah membukakan mata kita semua bahwa rasio kebutuhan fasilitas kesehatan kita tidak sebanding dengan kebutuhan jumlah masyarakat. SDM Nakes kita juga tidak seiring dengan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Gus Muhaimin menilai Indonesia masih belum berdaya menghadapi tiga krisis utama tersebut dalam masa pandemi covid-19. Lebih lanjut Ketua Umum PKB itu menjelaskan, hikmah dari pandemi ini membuat seluruh elemen bangsa melihat ketidakberdayaan tersebut, bahkan di seluruh dunia dan sendi kehidupan.
“Krisis ekologi, kesehatan, dan ekonomi memunculkan pertanyaan besar ke mana arah pembangunan Indonesia di masa depan, perubahan positif dan progresif harus dilakukan,” katanya.
Menghadapi permasalah tersebut, Gus Muhaimin mengatakan Indonesia harus melakukan penataan ulang dan re-setting awal lagi dengan seluruh keadaan.
“Di situlah pentingnya pertanian menjadi alternatif dasar bagi dimulainya resetting dan restrukturisasi ekonomi,” katanya.
Selain itu, Gus Muhaimin menaruh harapan besar kepada Gerbang Tani sebagai organisasi sayap PKB untuk turut serta mengubah sejarah kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, khususnya rakyat desa dan rakyat tani menjadi tuan di negeri sendiri dan orang kaya di negeri sendiri.
“Hadratussyaikh KH. Hasyim Asyari menyampaikan bahwa petani adalah tuannya negara dan kuasanya itu nyata. Dengan semangat ini saya dan kita semua harus menjadi pesan dari spirit itu, menjadikan nyata kekuasaan petani di negeri sendiri, menjadikan negeri ini makmur karena punya petani, makmur karena negerinya memang negeri pertanian, negeri agraris,” pungkasnya.