Jakarta – Memasuki Ramadan dan menjelang Idulfitri 2025, daya beli masyarakat mengalami peningkatan yang signifikan. Pertumbuhan konsumsi ini turut mendorong sektor manufaktur ke arah positif.
Inflasi Indonesia secara keseluruhan tetap terkendali meski inflasi inti mengalami peningkatan. Pada Februari 2025, inflasi inti tercatat sebesar 2,48 persen (yoy), naik dari bulan sebelumnya yang mencapai 2,38 persen (yoy).
Komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,93 persen (mtm), terutama pada beberapa bahan pangan. Beberapa komoditas yang berkontribusi terhadap deflasi ini adalah daging ayam ras, bawang merah, dan cabai merah.
Harga yang diatur pemerintah juga mengalami deflasi sebesar 2,65 persen (mtm), terutama akibat kebijakan diskon tarif listrik. Pemerintah memberikan potongan 50 persen untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA hingga 2200 VA selama Januari–Februari 2025.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pemerintah terus menjaga daya beli masyarakat. “Pemerintah terus meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong konsumsi domestik tetap kuat melalui berbagai kebijakan strategis,” ujarnya, dalam konferensi persnya, Selasa (04/03/2025) kemarin.
Pemerintah menggelar operasi pasar untuk memastikan stabilitas harga bahan pokok. Selain itu, berbagai insentif ekonomi seperti diskon tarif listrik dan insentif PPN DTP sektor properti juga diluncurkan untuk menjaga daya beli.
Sektor manufaktur mencatatkan ekspansi dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) mencapai 53,6 pada Februari 2025. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Januari 2025 yang sebesar 51,9 dan menjadi level tertinggi dalam 11 bulan terakhir.
Lonjakan pesanan domestik menjelang Idulfitri menjadi faktor utama peningkatan sektor manufaktur. Optimisme pelaku industri juga meningkat dengan tingkat kepercayaan terhadap pertumbuhan produksi mencapai level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Peningkatan ini selaras dengan pertumbuhan PMI Manufaktur ASEAN yang naik ke level 51,5. Beberapa negara seperti Myanmar, Malaysia, dan Vietnam juga mencatatkan perbaikan, meskipun Filipina mengalami sedikit penurunan.
Pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas harga dan memperkuat daya beli masyarakat. Dengan kebijakan yang diterapkan, diharapkan ekonomi nasional dapat tumbuh secara berkelanjutan.