Sumenep – Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, melalui Dinas Sosial (Dinsos) akan bekali wirausaha bagi Gelandangan dan Pengemis (Gepeng) pada tahun 2022 mendatang.
Diketahui sebelumnya, upaya untuk mengurangi angka Gepeng di Sumenep. Dinsos bekerjasama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) dan lembaga kemasyarakatan yang peduli terhadap sosial.
Bahkan, setelah selesai melakukan razia, para Gepeng diberikan pembinaan, pemahaman, dan bimbingan. Dalam hal ini, Dinsos juga menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sumenep dan Mutiara Fundation.
Bahkan tidak jarang para Gepeng diberikan transpot pulang atau diantar ke rumah asalnya. Tidak hanya itu, beberapa Gepeng juga diberikan sembako untuk memenuhi kebutuhan kehidupan mereka.
Untuk itu, Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial, Fajarisman merencanakan pembekalan bagi para Gepeng dengan pelatihan wirausaha, guna terciptanya masyarakat yang mandiri dalam ekonomi.
“Kalau hanya dirazia, ditangkap, dan dibina itu masih belum cukup. Jadi atas petunjuk Bapak kadis, kami juga tingkatkan kompetensi mereka,” katanya kepada media ini, Jum’at (24/12/21).
Rencana pembekalan tersebut, sudah masuk dalam rencana anggaran tahun 2021. Namun gagal dilaksanakan, karena adanya refocusing anggaran pemerintah untuk penanganan Covid-19.
“Kamren sudah bersinergi dengan provinsi dan mengajukan permohonan untuk Gepeng dikutkan pelatihan. Ternyata ada pendemi, sehingga gagal,” ungkapnya.
Pihaknya berharap tahun 2022 nantinya pandemi Covid-19 sudah reda. Sehingga pembekalan wirausaha untuk para Gepeng bisa terealisasi dan memberikan pola kehidupan baru.
Dalam pelaksanaannya, lanjut Fajarisman, akan bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Sumenep.
“Program pelatihan wirausaha bagi Gepeng itu akan slektif. Artinya tidak semua Gepeng mendapat pelatihan, bisa dilihat dari usia dan kemampuan apa yang bisa diberikan keterampilan,” jelasnya.
Tidak hanya itu saja, Dinsos juga bekerjasama dengan kampus STKIP Sumenep dalam menangani psikologi para Gepeng dan keterampilan buket bunga.
“Sesuai dengan arahan pak bupati kita gandeng semuanya. Ini sudah berjalan tahun dari tahun Kemaren. Tahun depan kita tingkatkan para lansia atau disabilitas,” imbuhnya.
Fajarisman berharap, pentingnya dukungan semua pihak dalam rangka memberikan penyadaran untuk peduli mengatasi bersama-sama persoalan Gepeng.
“Artinya bukan memberikan bantuan kepada mereka, karena menyebabkan mereka tidak mendiri alias ketergantungan,” tendasnya.