Yogyakarta – Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2024, menurut BPS DIY, mengalami pertumbuhan sebesar 5,03 persen. Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), nilai ekonomi DIY atas harga berlaku mencapai Rp193,51 triliun, sedangkan atas harga konstan 2010 sebesar Rp124,59 triliun.
Meskipun tumbuh positif, laju pertumbuhan ekonomi DIY tahun 2024 sedikit lebih rendah dibanding tahun 2023 yang mencatat pertumbuhan 5,07 persen. Dari sisi produksi, sektor Pengadaan Listrik dan Gas menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi, mencapai 10,67 persen.
Dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK LNPRT) mengalami kenaikan tertinggi sebesar 11,06 persen. Sementara itu, ekonomi DIY triwulan IV-2024 dibandingkan dengan triwulan IV-2023 tumbuh sebesar 5,07 persen secara tahunan (year-on-year/y-on-y).
Pada triwulan IV-2024, sektor Pertambangan dan Penggalian menjadi yang paling berkembang dengan pertumbuhan 15,50 persen dibanding triwulan IV-2023. Dari sisi pengeluaran, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 8,35 persen.
Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, ekonomi DIY triwulan IV-2024 mengalami kenaikan sebesar 2,92 persen secara kuartalan (quarter-to-quarter/q-to-q). Dari sisi produksi, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum tumbuh paling tinggi, mencapai 13,40 persen.
Dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 32,36 persen dibanding triwulan III-2024. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan belanja pemerintah dalam periode tersebut.
Secara keseluruhan, struktur ekonomi DIY tahun 2024 masih didominasi oleh tiga sektor utama. Sektor Industri Pengolahan menyumbang 11,83 persen, disusul oleh Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 10,59 persen, serta Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dengan kontribusi 9,92 persen.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang terbesar dalam perekonomian DIY, dengan kontribusi mencapai 61,88 persen. Sementara itu, Pembentukan Modal Tetap Bruto menyumbang 34,42 persen dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 14,57 persen.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, DIY menunjukkan ketahanan dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi. Ke depan, peningkatan investasi dan kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor unggulan dapat menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.