Jakarta – Indonesia memiliki kesempatan menikmati bonus demografi. Apabila dimanfaatkan dengan baik dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut BPS RI (2021) hal ini karena penduduk usia produktif (15-64 tahun) terus meningkat. Pada tahun 1971 proporsi penduduk usia produktif mencapai 53,39% dan tahun 2020 meningkat menjadi 70,72% dari total populasi Indonesia.
Tampak di tahun 2020 terdapat perbedaan tajam antara penduduk usia produktif dan non produktif (usia 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas).
Struktur penduduk tersebut dapat menjadi salah satu modal pembangunan, ketika jumlah penduduk usia produktif sangat besar.
Hasil sensus penduduk tahun 2020 mencatat mayoritas penduduk Indonesia didominasi oleh Generasi Z (usia 8-23 tahun) dan Milenial (usia 24-39 tahun). Proporsi Generasi Z sebanyak 27,94% dan Generasi Milenial sebanyak 25,87% dari total populasi Indonesia.
Kedua generasi ini termasuk dalam usia produktif yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. Secara demografi, penduduk kelompok usia produktif di tahun 2020 adalah Generasi X dan Milenial.
Generasi Z tersebut terdiri dari penduduk usia belum produktif dan produktif. Namun, pada 7 (tujuh) tahun lagi generasi ini akan berada pada kelompok penduduk usia produktif.
Hal ini menjadi peluang dan tantangan bagi Indonesia karena generasi tersebut berpotensi menjadi aktor dalam pembangunan yang akan menentukan masa depan Indonesia.
Tentu, pembangunan tersebut memberikan dampak positif terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat, seperti peningkatan usia harapan hidup penduduk.
Meski di era sekarang Indonesia berada dalam periode menikmati bonus demografi, tetapi Indonesia harus mulai mempersiapkan diri untuk memasuki masa transisi menuju meningkatnya penduduk usia 60 tahun ke atas.
Oleh karena itu, menurut BPS RI (2021) pemerintah perlu mulai mempersiapkan kebijakan pembangunan yang responsif terhadap kondisi kependudukan tersebut. Jika penduduk lansia tersebut memiliki kesehatan, pendidikan, dan keterampilan yang memadai, serta dapat terus berkontribusi dalam perekonomian, maka kelompok penduduk tersebut berpeluang membuka jendela kesempatan untuk Indonesia memperoleh bonus demografi kedua di masa yang akan datang.