Site icon Madurapers

Gibran Bagi-bagi Susu saat CFD, Ini Penjelasan Susu yang Mengandung Pemanis

Gibran Rakabuming Raka saat membagikan susu kepada warga (Foto: CNN Indonesia, 2023).

Gibran Rakabuming Raka saat membagikan susu kepada warga (Foto: CNN Indonesia, 2023).

Bangkalan – Belakangan ini, ramai perbincangan mengenai tindakan Gibran Rakabuming Raka, yang saat ini sebagai Calon Wakil Presiden nomor urut 2, membagikan susu secara gratis kepada warga yang berolahraga saat Car Free Day (CFD) di Bundaran HI Jakarta pada Minggu, 3 Desember 2023.

Tindakan Gibran ini menarik perhatian dan memicu berbagai tanggapan pro dan kontra dari netizen. Kritik muncul karena dianggap bahwa Gibran memanfaatkan CFD untuk kegiatan politik, yang seharusnya dihindari dalam area CFD karena sudah ada larangan digunakan dalam kegiatan politik.

Meskipun kontroversial, pemberian susu gratis tersebut sejalan dengan visi dan misi pasangan Prabowo-Gibran dalam upaya pencegahan stunting. Mereka bahkan berencana mengalihkan dana bantuan sosial (bansos) dan dana pendidikan untuk memberikan susu dan makan siang gratis kepada anak-anak sekolah, jika terpilih nanti.

Selanjutnya, perlu diketahui apakah mengonsumsi susu dengan pemanis buatan benar-benar dapat menjadikan warga terbebas dari penyakit?

Kita ketahui, susu merupakan salah satu minuman yang umum dikonsumsi di seluruh dunia. Kebanyakan orang menganggapnya sebagai sumber nutrisi yang penting, terutama kalsium untuk pertumbuhan tulang.

Namun, penting untuk memahami bahwa tidak semua susu diciptakan sama, terutama jika mengandung pemanis tinggi. Bahaya yang terkait dengan susu yang mengandung pemanis tinggi melibatkan dampak negatif pada kesehatan tubuh.

Pertama-tama, kita perlu memahami mengapa pemanis tinggi dalam susu bisa menjadi masalah. Pemanis tinggi, seperti gula tambahan atau pengganti gula, sering ditambahkan pada produk susu untuk meningkatkan rasa dan daya tarik konsumen.

Sayangnya, konsumsi berlebihan gula telah terkait dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular.

Salah satu bahaya utama dari konsumsi susu dengan pemanis tinggi adalah risiko obesitas. Gula tambahan dalam susu dapat meningkatkan jumlah kalori dalam minuman tersebut tanpa memberikan manfaat nutrisi tambahan.

Konsumsi berlebihan kalori tanpa aktivitas fisik yang cukup dapat menyebabkan peningkatan berat badan, yang pada gilirannya meningkatkan risiko obesitas. Obesitas telah terbukti menjadi faktor risiko untuk berbagai penyakit, termasuk diabetes dan penyakit jantung.

Selain itu, konsumsi gula dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan ciri khas diabetes tipe 2.

Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik, yang mengakibatkan peningkatan kadar gula dalam darah. Jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik, dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2, yang dapat memiliki dampak serius pada kesehatan seseorang.

Penambahan pemanis tinggi dalam susu juga dapat berkontribusi pada masalah kesehatan gigi. Gula dalam susu dapat memberikan lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk berkembang, menyebabkan kerusakan gigi dan pembentukan karies. Ini menjadi masalah khususnya pada anak-anak yang cenderung lebih suka minuman yang manis.

Selain risiko kesehatan jangka panjang, konsumsi susu dengan pemanis tinggi juga dapat menyebabkan masalah sehari-hari seperti energi yang tidak stabil.

Gula memberikan lonjakan energi singkat, namun diikuti oleh penurunan tajam dalam tingkat energi. Ini dapat memengaruhi konsentrasi dan produktivitas seseorang, terutama pada anak-anak di sekolah.

Penting untuk diingat bahwa bukan hanya gula tambahan yang bisa menjadi masalah, tetapi juga penggunaan pengganti gula seperti aspartam atau sukralosa.

Meskipun pengganti gula ini memiliki sedikit atau tanpa kalori, mereka masih dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jangka panjang dari pengganti gula tertentu dapat terkait dengan risiko penyakit tertentu dan perubahan metabolisme.

Secara menyeluruh, jika pasangan Prabowo-Gibran memutuskan untuk menyediakan susu gratis yang mengandung pemanis buatan, ini berpotensi menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat.

Keputusan tersebut dapat menghadirkan risiko yang lebih serius, seperti peningkatan potensi obesitas, resistensi insulin yang dapat memicu masalah kesehatan metabolik, gangguan kesehatan gigi akibat konsumsi gula tambahan, dan ketidakstabilan energi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan umum.

Exit mobile version