Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI, Hendry Munief, menyampaikan keprihatinannya atas penutupan PT Sritex yang berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 10.665 pegawai. Ia menilai keputusan pailit perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara ini menjadi pukulan berat bagi industri tekstil nasional.
Hendry, mengutip sumber resmi DPR RI, menegaskan bahwa masalah ini tidak hanya berdampak pada angka statistik, tetapi juga menyangkut masa depan ribuan keluarga yang bergantung pada keberlangsungan industri tersebut. Menurutnya, situasi ini harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak, terutama pemerintah dan pemangku kepentingan terkait.
Sebagai sektor strategis dalam perekonomian Indonesia, industri tekstil dinilai menghadapi tantangan besar yang harus segera diatasi. Hendry mengingatkan bahwa kejadian serupa bisa terjadi kembali jika tidak ada langkah konkret yang diambil untuk melindungi industri dalam negeri.
Dalam menghadapi kondisi ini, Hendry menyampaikan empat catatan penting yang perlu diperhatikan oleh pemerintah. Pertama, pemerintah harus memastikan hak-hak karyawan yang terkena PHK terpenuhi dengan baik, termasuk pesangon dan jaminan sosial sesuai aturan yang berlaku.
Kedua, Hendry menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan industri tekstil nasional. Ia menyoroti dampak serbuan impor tekstil yang semakin melemahkan daya saing industri dalam negeri dan menuntut regulasi yang lebih berpihak kepada produsen lokal.
Ketiga, ia menyarankan pemerintah untuk mendorong solusi bagi para eks-karyawan yang terdampak PHK. Menurutnya, program pelatihan ulang (reskilling & upskilling) harus disiapkan agar mereka dapat terserap kembali di industri lain atau memiliki keterampilan baru yang bisa dimanfaatkan.
Selain itu, dukungan terhadap wirausaha juga harus diperkuat agar para eks-karyawan memiliki peluang untuk memulai usaha sendiri. Hendry menilai akses permodalan dan pelatihan usaha harus menjadi prioritas dalam kebijakan pemulihan ekonomi bagi tenaga kerja terdampak.
Keempat, ia menyoroti pentingnya masa depan industri tekstil nasional agar tidak semakin terpuruk. Ia menilai kasus Sritex harus menjadi pelajaran berharga untuk membangun kebijakan industri yang lebih berkelanjutan dan mampu bersaing di tengah dinamika global.
Hendry menegaskan bahwa DPR, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan harus bekerja sama dalam menyusun strategi agar industri manufaktur dalam negeri tetap kuat. Ia menyebut bahwa keberlangsungan industri nasional sangat berpengaruh terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai anggota Komisi VII DPR RI, Hendry berkomitmen untuk terus mengawal perkembangan industri nasional agar tetap mampu bersaing. Ia berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali di sektor industri lainnya yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
Ia juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama mencari solusi terbaik bagi masa depan industri nasional. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan pekerja menjadi kunci dalam membangun ekosistem industri yang lebih kuat dan berdaya saing.