Surabaya – Ibadurrahman, menurut Dr. K.H. Umar Jaeni, M.Pd., adalah hamba-hamba Allah S.W.T., yang diberikan kemuliaan sebagai penyayang, Rabu (12/4/2023).
Profil gambaran bagi hamba Allah tersebut, menurutnya, mempunyai sifat kesabaran dengan ciri-cirinya ketika berjalan di muka bumi tidak sombong karena takut kepada Allah S.W.T., ketika ia dihujat dan diejek tetapi ia tidak membalasnya dengan yang serupa namun malah membalas dengan salam.
Sikap mulia ini bahkan disertai dengan penampilan yang tidak galau tetapi ditunjukkan sikap tenang dan sabar.
Penjelasan terminologi tersebut disampaikan Dr. K.H. Umar Jaeni, M.Pd., dalam pengajian rutin menjelang berbuka puasa Masjid Raya Islamic Center Provinsi Jawa Timur di Jln. Raya Dukuh Kupang Surabaya, Selasa (11/4/2023) sore.
Dalam pengajian pada hari ke-20 Ramadhan 1444 H tersebut, disampaikan tema Ibadurrahman menjadi hamba yang dimuliakan Allah S.W.T., menjadi hamba-hamba yang penyayang.
Dr. K.H. Umar Jaeni, M.Pd., sendiri merupakan seorang Direktur Eksekutif Pesantren Al-Qur’an Nurul Falah, Kota Surabaya.
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri (QS. Luqman. 31: 18),” terangnya
“Sifat Ibadurrahman ini juga ditunjukkan jika siang hari ia bekerja beraktivitas dengan penuh semangat dan ikhlas dan pada malam hari ia menghambakan diri di hadapan Allah S.W.T., untuk beribadah,” urainya.
Dijelaskan juga bahwa sifat Ibadurrahman ini digambarkan seorang hamba yang tegas lugas dalam menolak kemaksiatan tetapi hatinya tetap lembut. Menolak ajakan untuk berbuat maksiatpun disampaikan juga dengan sopan santun.
Sedangkan implementasi sifat Ibadurrahman ini layak disandang oleh seluruh umat Islam baik dari masyarakat maupun bagi muslim yang diberikan amanah jabatan.
“Contoh paling mudah adalah ketika berkendara di jalan tidak sombong, tidak kebut kebutan dan mematuhi rambu lalulintas di jalan,” terangnya.