Jakarta – Menjelang Lebaran 2025, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali menggelar Program Mudik Gratis untuk membantu masyarakat pulang kampung dengan aman dan nyaman.
Program ini diharapkan bisa mengurangi kemacetan, menekan angka kecelakaan, serta mempermudah akses transportasi bagi pemudik. Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menegaskan bahwa program ini tetap berjalan meskipun ada keterbatasan anggaran.
“Kami ingin masyarakat tidak lagi bepergian jauh dengan sepeda motor karena sangat berisiko. Dengan mudik gratis, keselamatan lebih terjamin, dan kendaraan pribadi bisa diangkut secara gratis,” ujarnya, kutip Kemenhub, Kamis (06/03/2025).
Tahun ini, Kemenhub menyediakan ribuan kuota mudik gratis melalui berbagai moda transportasi:
- Bus: 520 unit dengan kuota 21.536 penumpang, serta 10 truk untuk mengangkut 300 sepeda motor.
- Kapal Laut: Tiket gratis untuk 47.816 penumpang, dengan total 153 rute perjalanan.
- Kereta Api: Program Mudik Gratis Sepeda Motor dengan kuota 16.960 penumpang dan 7.424 unit sepeda motor.
Berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub, diperkirakan sebanyak 146,48 juta orang atau 52 persen penduduk Indonesia akan melakukan perjalanan mudik pada Lebaran tahun ini.
Untuk mengantisipasi kepadatan, Kemenhub RI telah berkoordinasi dengan sejumlah daerah utama guna memastikan kelancaran arus mudik.
Jawa Tengah diprediksi menjadi tujuan utama pemudik, dengan 25 persen dari total pemudik nasional menuju daerah ini. Namun, beberapa tantangan masih harus dihadapi, seperti pasar tumpah di jalur arteri yang berpotensi menyebabkan kemacetan, serta kepadatan wisatawan di destinasi populer seperti Borobudur, Prambanan, Dieng, dan Pantai Karang Jahe.
Selain itu, beberapa perlintasan sebidang juga membutuhkan pengamanan ekstra untuk menghindari gangguan lalu lintas. Menteri Perhubungan Dudy mengusulkan pengaturan jam operasional pasar serta penambahan fasilitas di tempat wisata agar arus kendaraan tetap lancar.
Sebagai jalur utama pemudik dari Jakarta, Jawa Barat diprediksi mengalami lonjakan kendaraan hingga 60% dari hari biasa. Lonjakan ini diperkirakan akan berdampak pada tiga gerbang tol utama yang menjadi perhatian khusus.
Dalam mengatasi kemacetan, Pemprov Jawa Barat akan melakukan berbagai langkah, seperti pengendalian pasar tumpah yang tersebar di 25 lokasi strategis, menyiapkan posko pemantauan mudik, serta memastikan kesiapan angkutan umum.
Selain itu, pemerintah daerah juga akan memberikan kompensasi bagi pedagang pasar tumpah agar tidak berjualan di pinggir jalan selama masa mudik berlangsung.
Di sisi lain, Pelabuhan Merak sebagai gerbang utama menuju Sumatera diprediksi akan menjadi salah satu titik paling krusial dalam arus mudik tahun ini.
Pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi untuk menghindari kemacetan, seperti rekayasa lalu lintas dengan skema contra flow, one way, dan ganjil-genap, optimalisasi layanan kapal penyeberangan dengan sistem delaying guna mengurangi antrean, serta pembatasan angkutan barang pada puncak arus mudik.
Selain itu, pemerintah juga terus melakukan sosialisasi terkait sistem online ticketing agar pemudik bisa membeli tiket lebih awal dan menghindari antrean panjang di pelabuhan.