Site icon Madurapers

Nasib Penghina Kiai Annuqayah di Tangan Polres Sumenep

Foto Kepala Seksi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti saat mengikuti Konferensi pers Polres Sumenep pada Senin (12/08/2024) kemaren. (Sumber Foto: Fauzi). 

Sumenep – Imam Bakri, seorang warga yang sempat viral karena menghina Kiai Annuqayah, kini bisa bernapas lega setelah dilepaskan oleh pihak Kepolisian Resor (Polres) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Keputusan ini diambil setelah adanya permintaan maaf yang tulus dari Imam Bakri dan pengampunan dari keluarga besar Kiai Annuqayah pada Sabtu (24/08/2024).

Menurut keterangan resmi dari Kepala Seksi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, langkah pemulangan Imam Bakri dilakukan setelah KH. Muhammad Ali Fikri, perwakilan keluarga besar Kiai Annuqayah, menyatakan bahwa mereka telah memaafkan tindakan tersebut dan tidak ingin memperpanjang masalah ini lebih jauh.

“Pelaku sudah dipulangkan ke rumahnya, setelah mendapatkan maaf langsung dari KH Muhammad Ali Fikri,” jelas AKP Widiarti saat diwawancarai pada Sabtu (24/08/2024).

lebih lanjut, AKP Widiarti juga menambahkan bahwa tidak adanya laporan polisi dari pihak korban menjadi alasan utama mengapa kasus ini tidak diteruskan ke ranah hukum.

“Sudah dimaafkan, dan Mas Kiai juga menyatakan persoalan tersebut tidak perlu diperpanjang lagi,” tegasnya.

Diketahui sebelumnya, permohonan maaf Imam Bakri, disambut hangat oleh KH Muhammad Ali Fikri, salah satu putra dari ulama kharismatik tersebut di Pondok Pesantren (PP) Annuqayah Lubangsa, Guluk-Guluk, Sumenep.

KH Muhammad Ali Fikri atau yang familiar dengan sapaan Mas Kiai, merupakan kakak dari KH Muhammad Salahuddin atau yang dikenal dengan Ra Mamak, menyambut kehadiran Imam Bakri dengan senyuman khas tanpa menunjukkan sedikit pun kemarahan atau dendam.

Kehadiran Imam Bakri dikawal oleh beberapa aparat penegak hukum dari Polres Sumenep serta aparatur Desa Lalangon, Kecamatan Manding. Puluhan alumni yang tergabung dalam Ikatan Alumni Annuqayah turut menyaksikan momen tersebut.

Dalam pertemuan tersebut, Mas Kiai beberapa kali berbicara dengan Imam Bakri dalam bahasa Madura yang halus, menanyakan tentang kehidupan pribadinya, apakah ia memiliki keluarga, apakah ia pernah bertemu langsung dengan almarhum, serta apa yang menjadi alasan di balik komentar penghinaan yang disampaikannya terhadap KH Warits Ilyas.

Imam Bakri mengakui kesalahannya kepada Mas Kiai, dengan alasan bahwa ia terpengaruh oleh komentar-komentar lain yang ada dalam sebuah postingan di akun TikTok Sumenep Menyala. Ia menyatakan penyesalannya dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi.

Menanggapi hal tersebut, Mas Kiai menasihati Imam Bakri agar lebih mampu mengendalikan dirinya sehingga tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

“Perlu membatasi diri, apalagi tadi Mas Bakri menyampaikan hanya terpengaruh atau dalam bahasa Madura disebut ‘gun ro’-noro’. Ini, yang bersangkutan harus belajar membatasi,” ujar Mas Kiai memberikan nasihat.

Exit mobile version