Bangkalan – Lagi-lagi muncul istilah (kata atau gabungan kata, red.) baru di Pilpres (Pemilihan Presiden) 2024. Istilah yang viral kali ini di pelbagai platform media sosial itu tak lain adalah “ndasmu etik”. Istilah ini, kata Wahyudi, berasal dari kata campuran Bahasa Jawa dan Indonesia, yang tak dikenal dalam terminologi (konsep/teori) ilmu politik dan sosial lainnya, Minggu (17/12/2023).
Dikutip dari sumber pelbagai media sosial, istilah “ndasmu etik” diucapkan oleh Prabowo Subianto (Prabowo, red.) Capres (Calon Presiden) Nomor Urut 2 (Dua) Pilpres 2024 dalam Rakornas (Rapat Koordinasi Nasional) Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya).
Ungkapan istitah “ndasmu etik” itu kemudian memicu pro-kontra di masyarakat. Hal itu terlihat dalam unggahan dan respon netizen (warganet, red.) di pelbagai platform media sosial, Minggu (17/12/2023).
Warganet ada yang mengatakan bahwa ungkapan Prabowo “ndasmu etik” itu sebagai ungkapan emosional terhadap pertanyaan Anies Baswedan (Capres Nomor Urut 1 dalam Pilpres 2024, red.) dalam Debat Pilpres 2024 Pertama, yang diselenggarakan KPU RI, Selasa (12/12/2023). Ada juga netizen yang mengatakan bahwa ungkapan “ndasmu etik” Prabowo itu hanyalah candaan yang tidak bermotif menyerang Capres Pilpres 2024.
Terlepas dari pro-kontra respon netizen tersebut, Wahyudi lulusan Magister Linguistik UNS (Uiversitas Sebelas Maret) menjelaskan secara ilmiah istilah “ndasmu etik” dari sisi kebahasaan. Menurutnya, kata gabungan “ndasmu” dan “etik” berasal dari bahasa campuran Jawa dan Indonesia.
Secara etimologi (asal-usul kata, red.), kata “ndas atau endhas” dalam Bahasa Jawa Ngoko artinya “kepala” dan kata “mu” artinya kamu. Jadi, arti kata “ndasmu” dalam etimologi Bahasa Jawa adalah “kepalamu”.
Sementara, kata “etik”, menurut Wahyudi, dalam Bahasa Indonesia bermakna: (1) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; (2) nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat, misalnya dalam pembangunan. Arti kata itu, ungkap Wahyudi,” Dapat kita lihat dalam KBBI,” Minggu (17/12/2023).
Jadi, secara etimologi istilah “ndasmu etik”, menurut Wahyudi, artinya adalah, “kepalamu (atau otakmu) bernilai dan berakhlak”. Orang yang dikenakan (objek, red.) istilah “ndasmu etik” bisa mengandung makna adalah orang yang berbudi luhur dan berkomitmen pada norma agama, masyarakat, dan hukum.
Namun, ketika istilah “ndasmu etik” dikaitkan dengan konstestasi politik Pilpres 2024, kata Wahyudi, maka maknanya bisa berbeda. Dalam perspektif bahasa pergaulan di masyarakat Jawa istilah “ndasmu” lazim digunakan untuk pengungkapan perasaan “kekecewaan, ketidaksetujuan, dan candaan”.
Dengan demikian, menurutnya, istilah “ndasmu etik” yang diungkapkan Prabowo Capres Nomor Urut 2 (Dua) bisa bermakna banyak atau majemuk. Pertama, bermakna “ungkapan kekecewaan Prabowo terhadap pertanyaan Anies (Anies, Capres Nomor Urut 1 dalam Pilpres 2024, red.) di Debat Pertama Capres 2024”.
Kedua, bermakna “ungkapan ketidaksetujuan Prabowo terhadap pertanyaan Anies di Debat Pertama Capres 2024”. Ketiga, bermakna “ungkapan candaan Prabowo terhadap pertanyaan Anies di Debat Pertama Capres 2024”.
Itulah, ungkap Wahyudi, makna istilah “ndasmu etik” jika dikaitkan dengan kontestasi Pilpres 2024. Terlepas dari positif atau tidaknya ungkapan istilah itu, kata Wahyudi,” Yang jelas istilah ‘ndasmu etik’ diucapkan Proabowo untuk mengungkapkan perasaannya terhadap pertanyaan Anies di Debat Capres 2024 terkait ‘perasaan Prabowo terhadap pelanggaraan etik (di Mahkamah Konstutusi (MK), red.)’.”
Ungkapan itu, kata Wahyudi,” Bisa bermakna sebagai ungkapan perasaan Prabowo yang kecewa, tidak setuju, atau bercanda terhadap pertanyaan Anies di Debat Capres 2024 terkait ‘pelanggaran etika’. Selebihnya silahkan disimpulkan sendiri tentang makna sesungguhnya ungkapan ‘ndasmu etik’ Prabowo tersebut.”