Site icon Madurapers

Pengembangan Profesi 75.000 Guru Madrasah Berbasis Sistem Digital

Prosesi MoU Ditjen Pendis dan BMBPSDM terkait penggunaan sistem belajar bagi guru dan pengawas madrasah

Prosesi MoU Ditjen Pendis dan BMBPSDM terkait penggunaan sistem belajar bagi guru dan pengawas madrasah (Sumber: Kmeneg RI, 2023).

Jakarta – Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) akan melatih para guru dan pengawas madrasah melalui sistem pembelajaran secara online, Selasa (14/3/2023).

Targetnya tahun ini, seperti yang diberitakan oleh Kemenag RI, akan menyasar 3.589 pengawas Madrasah dan sebanyak 75.000 guru madrasah.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dr. Muhammad Zain memandang, bahwa saat ini kondisi para guru madrasah sudah saatnya dikondisikan dalam atmosfir digital culture. Karena saat ini mereka berhadapan dengan siswa generasi z dan alpha.

Jika para guru sudah tersambung dengan big data, maka mereka semakin percaya diri dalam mengajar siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

“Anak-anak saat ini sangat friendly dengan gadget,” kata Direktur GTK, saat memberikan sambutan di Jakarta, Senin (13/3/2023).

Sehingga, lanjut Zain, dalam rangka pengembangan kompetensi guru madrasah, diperlukan langkah taktis dan sinergis.

Untuk itu, Direktorat GTK bersinergi dalam pengembangan secara digital dengan Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kemenag.

Saat ini BMSPSDM telah mengembangkan sistem diklat atau pembelajaran dengan sistem Massive Open Online Course (MOOC) Pintar.

Sistem ini diklaim mampu mempercepat trasfer ilmu pengetahuan kepada para guru Madrasah.

MOOC dijalankan berbasis kemandirian peserta, mulai dari mendaftar, mengikuti pelatihan, mengerjakan tugas, menjawab soal, dan mengunduh sertifikat.

Kepala Badan BMBPSDM Prof. Suyinto usai penandatanganan Perjanjian Kerja Sama, Penguatan Learning Manajemen Sistem dan Sistem Informasi antara Ditjen Pendis dan BMBPSDM mengatakan, bahwa kolaborasi ini penting karena semua guru madrasah yang akan mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB) akan dilakukan dengan beberapa skema.

Di antaranya, lanjut Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang, dengan sistem synchronous dan asynchronous.

Asynchronous akan digunakan dengan memanfaatkan MOOC Pintar dan LMS (Learning Manajemen System) PPKB, sementara synchronous akan dilaksanakan secara tatap muka, dan blended.

MOOC Pintar sudah siap digunakan untuk mendukung program ini. Pelatihan terakhir kita yang menggunakan MOOC Pintar diikuti dua puluh ribu peserta.

Jadi berapa saja target sasaran PPKB, insya Allah MOOC Pintar siap,” tukas Suyitno.

Kepala Subdit Bina GTK MA/MAK Dr. Anis Masykur menambahi, bahwa saat ini terdapat 3.589 pengawas madrasah yang menjadi sasaran pada pelatihan yang dilaksanakan secara blended.

“Semuanya itu tadi harus dilatih materi IKM (implementasi kurikulum merdeka-red) dan Moderasi Beragama,” terang Anis.

Karenanya, lanjut Suyitno, pemanfaatan MOOC Pintar untuk PPKB guru madrasah ini dijalankan sesuai target yang dibutuhkan masyarakat.

“Semua harus dikerjakan sesuai dengan target, tidak boleh tanpa target. Juga harus disesuaikan dengan kebutuhan publik. Benar tidak yang kita kerjakan dibutuhkan masyarakat,” pintanya.

“Kementerian Agama ini terdiri dari banyak unit eselon satu. Jika diibaratkan kereta, lembaga kita ini terdiri dari banyak gerbong, tapi masinisnya satu, pemimpinnya satu.

Meskipun tugas dan fungsi Ditjen Pendis dan Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia berbeda-beda, tapi tujuan kita satu, di bawah satu komando.

Jadi sinergi ini wajib kita lakukan,” pungkas Suyitno yang juga mantan Direktur GTK. (*)

Exit mobile version