Bersekolah, Apakah Pasti Belajar?

Tangkapan layar anak sekolah dasar Bilal dan Ana dalam Channel YouTube Bilal Cerita dan Lagu Anak
Tangkapan layar anak sekolah dasar Bilal dan Ana dalam Channel YouTube Bilal Cerita dan Lagu Ana (Dok. Madurapers, 2023).

Bangkalan – Beberapa bulan lagi banyak anak usia belajar akan mendaftarkan diri masuk sekolah dan perguruan tinggi. Tentu sangat menyenangkan apabila masuk sekolah/perguruan tinggi idaman, Sabtu (28/1/2023).

Namun, pertanyaannya adalah “apakah bersekolah sudah pasti belajar?”Jawaban atas pertanyaan ini pasti terdapat beragam sudut pandang (perspektif).

Antropolog budaya yang dilahirkan di Philadelphia dan dibesarkan di Pennsylvania, Amerika Serikat (AS), Margaret Mead mengatakan, “Nenek ingin saya memperoleh pendidikan, karenanya ia tidak mengizinkan saya bersekolah.”

Ungkapan antropolog budaya tersebut tampak sinergis (terpadu/sepadan) dengan ungkapan mantan dosen Filsafat UI Rocky Gerung dan Mendikbudristek RI Nadiem Anwar Makarem.

Rocky Gerung, intelektual populer di Indonesia, dalam akun Twitternya pernah mentweet, “Ijazah itu tanda anda pernah sekolah. Bukan tanda anda pernah berpikir, Kamis (11/1/2018).

Nadiem Makarem, mengatakan, “Saat ini, Indonesia sedang memasuki era dimana gelar tidak menjamin kompetensi. Kita memasuki era dimana kelulusan tidak menjamin kesiapan berkarya, akreditasi tidak menjamin mutu. Kita memasuki era dimana masuk kelas tidak menjamin belajar.”

Pemaparan hal tersebut ia sampaikan saat memberikan sambutan dalam acara serah terima Rektor UI (Universitas Indonesia), Depok, Jawa Barat (Jabar), Rabu (4/12/2019).

Paparan Nadiem Makarem tersebut memberikan penjelasan bahwa anak bersekolah tidak menjamin anak belajar. Namun begitu, kata Project Manager at Gov Tech Edu Andi Akbar Tandjung (2021), sekolah tetap merupakan salah satu dari wadah untuk belajar, tapi fungsi sekolah sebagai tempat belajar perlu dipertanyakan.

Penelitian Amanda Beatty dkk, dalam Program RISE (2018) menemukan fakta bahwa: (1) tingkat pembelajaran siswa berawal rendah, (2) peningkatan kemampuan siswa antarjenjang kelas sangat rendah, dan (3) tingkat pembelajaran siswa tahun 2000-2014 mengalami penurunan.

Hasil riset ini menjadi bukti bahwa anak (siswa) bersekolah belum tentu belajar. Hal ini karena sekolah belum tentu mampu menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar bagi siswa.

Lalu, jika sekolah belum mampu menjalankan fungsinya dengan baik, apakah anak tidak usah bersekolah? Jawabannya, tentu tidak. Hal ini karena sekolah, selain keluarga dan masyarakat, adalah salah satu wadah penting tempat anak belajar.

Terkait kelemahannya yang belum maksimal mengimplementasikan fungsinya, menurut Andi Akbar Tandjung, pihak terkait sekolah dan pendidikan perlu merubah paradigma pembelajarannya. Dengan paradigma ini, sekolah harus mampu mendorong siswa untuk terus belajar di luar sekolah dan sekolah menjadi tempat belajar yang menyenangkan.

Comment Here