Site icon Madurapers

Pentingnya Membedah Gagasan Capres atau Cawapres di Kampus PTKIN

Ody, Koordinator TIM Kajian dan Gerakan DEMA PTKIN Se-Indonesia.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) malalui putusannya memperbolehkan capres atau cawapres membedah gagasan maupun visi-misi di kampus dengan catatan tidak memakai atribut partai dan sebagainya untuk menjaga kondusifitas.

Kampus sudah banyak tertarik mengundang kandidat di kampus untuk dibedah sejauh mana keseriusan calon pemimpin masa depan untuk membangun Indonesia lebih baik kedepannya, mulai dari kampus negeri, Universitas Indonesia dan Universitas Gajah Mada (UGM), kampus swasta seperti universitas muhammadiyah dan lainnya.

Namun, bagaimana dengan kampus Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) sampai saat ini penulis melihat belum ada satupun yang berani mendatangkan capres atau cawapres di ranah kampus PTKIN padahal penting kiranya membedah gagasan mereka dengan mahasiswa yang notabene memiliki karekter religious dan nasionalis.

Penulis mulai bertanya-tanya kenapa kampus PTKIN enggan dijadikan arena uji gagasan capres/cawapres mahasiswanya yang kurang berani atau memang ada peraturan kemenag yang melarang capres/cawapres. Penulis akhirnya diskusi dengan ketua dema universitas diberbagai wilayah penulis mendapatkan banyak jawaban narasinya hampir sama, rektor resisten memperbolehkan mahasiswa menghadirkan capres/cawapres dilingkungan PTKIN.

Pentingnya Adu Gagasan di Kampus PTKIN

Penulis menilai penting mahasiswa PTKIN menguji gagasan-gagasan capres/cawapres sebagai mahasiswa yang memiliki basis keilmuan keagamaan maupun keindonesiaan mengundang calon presiden/wakil presiden tanpa harus dihalang-halangi, ini penting karena mahasiswa dalam menjatuhkan pilihan harus memiliki alasan yang logis dan akademis.

Isu-isu kebangsaan seringkali menjadi krusial yaitu tentang radikalisme, moderasi beragama dan bebarapa isu keagamaan dan kebangsaan, mahasiswa PTKIN harus melihat gagasan capres/cawapres sosok mana yang bisa menjadi solusi dari persoalan tersebut, sosok yang bisa menjadi pemersatu tantangan kedepan.

Barometer mahasiswa memilih selain dari rekam jejak, mahasiswa juga harus melihat komitmen para kandidat dalam mengatasi persoalan krusial yang tercermin dalam gagasan-gagasan visioner yang tergambar dari visi-misi.

Kampus PTKIN Layak Menjadi Arena Adu Gagasan

Kampus PTKIN sangat pantas untuk menjadi arena adu gagasan capres/cawapres karena terhitung mahasiswa PTKIN setiap kampus kira-kira ada 5000 mahasiswa aktif seharusnya juga memiliki hak melihat gagasan rekam jejak dari setiap kandidat yang akan berkontestasi di 2024 mendatang.

Saat ini tercatat kampus PTKIN tersebar seluruh indonesia sebanyak 58 Kampus yang meliputi UIN/IAIN/STAIN hitungan diprediksi 4-5 juta pemilih menanti gagasan capres/cawapres dikampus PTKI, sebagai arena kontetasi adu gagasan baru yang lebih menantang dan menarik, Penulis menilai secara obyektif kampus PTKIN sangat layak dijadikan arena dialektika gagasan capres/cawapres dengan mahasiswa.

Namun, Menurut Informasi kabar yang beredar dikalangan pimpinan mahasiswa Kemanag sepertinya resisten memberikan izin mahasiswa menghadirkan capres/cawapres dikampus PTKIN padahal toh, mahasiswa akan berbicara idelisme tentang visi-misi semua kandidat, kiranya jika kabar ini benar tentang larangan oleh pihak kemenag kebijakan ini sangat disayangkan akan merugikan mahasiswa PTKIN sendiri.

Exit mobile version