Jakarta – Pemerintah secara resmi menutup Bursa Efek Indonesia (BEI) di akhir tahun 2021. Penutupan ini dilakukan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Menteri Koordinator Perekonomian (Menko), Airlangga Hartarto, Jumat (31/12/2021).
Dilansir dari laman Kemenkeu, penutupan tersebut dilakukan di Main Hall BEI pada hari Kamis, 30 Desember 2021. Indeks harga saham gabungan ditutup pada posisi 6.581,48, sedikit lebih rendah dari indeks yang pernah tercatat selama tahun 2021, yaitu 6.723,39, Kamis (30/12/2021).
Inarno Djajadi, Direktur Utama BEI, menjelaskan bahwa pada tahun 2021 ini merupakan tahun yang diwarnai optimisme dan keyakinan besar untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Hal ini tercermin dari kinerja indeks harga saham gabungan yang terus menunjukkan pemulihan, bahkan sempat mencapai posisi tertingginya di tahun 2021, pasca mengalami tekanan besar di tahun 2020.
Penjelasan ini diungkapkan oleh Inarno Djajadi saat menghadiri acara yang juga dihadiri oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, di Main Hall BEI pada hari Kamis, 30 Desember 2021.
Inarno Djajadi menjelaskan bahwa nilai kapitalisasi pasar saham juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi lebih dari setengah triliun dollar US atau meningkat lebih dari 15% dari tahun sebelumnya,
Peningkatan ini ditopang oleh lonjakan aktivitas perdagangan di sepanjang tahun 2021, baik dari sisi nilai frekuensi maupun volume perdagangan. Tercatat di tahun ini frekuensi transaksi harian tertinggi mencapai 2.141.575.
Selain itu, peningkatan tersebut karena ada penambahan 54 perusahaan yang tercatat dalam bursa selama tahun 2021, menjadikan total 766 perusahaan menjadi perusahaan yang tercatat di BEI.
Menurut Menko Airlangga Hartarto, hal ini tidak terlepas dari penetapan pajak penghasilan (PPh) Badan menjadi 22 persen dengan PPh bagi perusahaan publik adalah 19 persen yang semakin menarik minat perusahaan untuk tercatat pada bursa.
Menko Airlangga lebih lanjut mengapresisasi kinerja stakeholder pasar modal, yang mampu rebound relatif cepat di masa pandemi COVID-19. Atas prestasi ini Menko mengucapkan selamat kepada seluruh stakeholder pasar modal, yang mana di masa pandemi COVID-19 reboundnya relatif cepat. (*)