Site icon Madurapers

Petani Pembudidaya Tanaman Florikultura

Tri Cenra Wijaya adalah mahasiswa S2 program studi Pengelolaan Sumber Daya Alam, Universitas Trunojoyo Madura (UTM)

Tri Cenra Wijaya adalah mahasiswa S2 program studi Pengelolaan Sumber Daya Alam, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) (Dok. Madurapers, 2024).

Banyak hal yang bisa dibudidayakan dalam dunia pertanian. Salah satunya, termasuk dalam rumpun hortikultura dengan spesifikasi florikultura (tanaman hias). Florikultura merupakan bagian dari hortikultura, yang titik fokus pengembangannya pada budidaya tanaman hias dan tanaman berbunga. Terdapat berbagai macam jenis, rupa, wangi dan warna yang dapat memanjakan mata bagi penikmat tanaman florikultura. Diantaranya, tanaman pot, tanaman lanskap, daun potong, bunga potong, tanaman air dan sebagainya.

Florikultura sendiri adalah jenis tanaman yang paling banyak dimanfaatkan sebagai bahan estetika serta aromatik. Di Kabupaten Pamekasan terdapat salah satu kelurahan, tepatnya yakni Kelurahan Kowel, yang petaninya banyak membudidayakan tanaman florikultura. Jenis tanaman florikultura yang dibudidayakan adalah bunga sedap malam, bunga mawar, bunga melati, bunga pacar air, bunga seruni, bunga kenanga dan lain-lain.

 

Potensi Tanaman Florikultura

Peran petani sebagai pelaku utama upaya dalam meningkatkan potensi tanaman florikultura sangat berpengaruh banyak terhadap daya saing produksi dan pemasaran tanaman florikultura ini. Petani akan secara langsung berperan sebagai pengelolaan budidaya tanaman florikultura tersebut, sehingga baik secara kuantitas maupun kualitas dari tanaman florikultura tersebut.

Salah satu kunci untuk dapat meningkatkan produksi dan peningkatan hasil produksi budidaya tanaman hias ini adalah pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan budidaya tanaman florikultura ini. Secara teknis budidaya tanaman florikultura ini tidaklah jauh berbeda dengan budidaya tanaman pada umumnya. Tanaman florikultura juga membutuhkan perawatan dan pemeliharaan yang baik, sehingga pertumbuhan dan produksi yang dihasilkan bisa maksimal.

Sebelum memulai membudidayakan tanaman florikultura, sebaiknya perlu mengetahui cara memilih dan memberikan perlakuan benih, dianjurkan untuk tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Kemudian pemberian pupuk dengan dosis yang tepat juga sangat dianjukan. Selanjutnya untuk perlakuan pasca panen, diperlukan air bersih untuk menjaga kesegaran tanaman.

Tahapan terakhir dari proses budidaya adalah pascapanen tanaman florikultura antara lain pengemasan dan pengepakan tujuannya melindungi tanaman sehingga tidak mudah rusak dan terkontaminasi. Penggunaan bahan kimia tidak disarankan sehingga penggunaan pestisida organik menjadi alternatif utama agar tanaman lebih aman untuk digunakan oleh konsumen.

Pengetahuan dan pengalaman dalam budidaya tanaman florikultura ini, petani sebagai pelaku utama juga harus memiliki kemampuan dalam penanganan pasca panen dan pengolahan yang baik dan benar. Untuk itu, penerapan teknologi serta informasi pasar sangat perlu diperhatikan dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Modal dasar dari segi kemampuan SDM-nya menjadikan optimisme dalam pengembangan florikultura di Kelurahan Kowel, Pamekasan. Selain itu, peningkatan produktivitas terhadap florikultura, khususnya di Kabupaten Pamekasan, juga dapat meningkatkan pengembangan budidaya tanaman berbasis kearifan lokal.

 

Pemasaran Hasil Produksi

Setiap kegiatan budidaya pertanian, khususnya pada bidang florikultura ini, tidak terlepas dari persoalan tentang pemasaran. Pemasaran dari hasil petani florikultura di Kelurahan Kowel ini saat ini masih dalam cakupan pasar lokal. Dari  hasil dari produksi tanaman florikultura ini hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan “nyekar makam”, petani hanya memanen dan memanfaatkan kuntum bunga untuk diperjual belikan. Perlu edukasi terkait pemanfaatan dan permintaan pasar selain kuntum, contohnya untuk pengusaha florist yang permintaannya lebih banyak dari batang hingga kuntum bunga sebagai pemanfataan dekorasi, dan lain-lain.

Hasil dari petani di Pamekasan belum mampu bersaing dengan pasar luar, karena harga dari pasar di luar Pamekasan, seperti Surabaya, lebih murah. Contohnya, harga bunga sedap malam di Surabaya berkisar Rp5.000,- s/d Rp10.000,- per batang, sedangkan di Pamekasan Rp10.000,- s/d Rp15.000,- per batang. Kemungkinan hal ini disebabkan karena biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani Pamekasan lebih banyak daripada di Surabaya.

Usaha store florist yang berkembang di Pamekasan tercatat ada sekitar lima toko florist. Berdasarkan dari data kebutuhan salah satu store florist yang berada di Pamekasan “Lentin Florist” dalam seminggu di hari biasa membutuhkan 80–150 batang, sedangkan pada bulan ramadhan permintaan meningkat sehingga kebutuhan menjadi 300–500 batang per minggu.

Sehingga, dalam hal ini perlu pengkajian tentang usaha tani pada petani bunga sedap malam untuk dapat mempertahankan keberadaan bunga sedap malam hingga jangka panjang. Utamanya, dalam menjalin kemitraan dengan pengusaha florist, sehingga pemasaran dari hasil petani tidak hanya di pasar tradisional tapi juga mampu menembus pasar modern.

 

Peran Pemerintah

Peran pemerintah sejatinya sangatlah besar pengaruhnya sebab hal ini akan berkaitan dengan kebijakan serta perlindungan bagi pelaku usaha budidaya tanaman florikultura. Sayangnya peran pemerintah daerah minim terhadap budidaya tanama florikultura ini, sebab titik fokus pemerintah setempat, yaitu pada tanaman pangan dan perkebunan saja.

Pemerintah dalam hal ini juga dapat membantu dengan memberikan stimulan berubah peningkatan keterampilan petani dalam budidaya tanaman florikultura serta bantuan benih tanaman hias seperti anggrek, bunga kamboja, lily dll yang mampu mengembangkan usaha tani dari petani sendiri. Selain itu pemerintah juga dapat membantu promosi budidaya tanaman hias ini misal dengan membuka peluang usaha baru menjadi desa wisata tanaman bunga atau wisata edukasi tanaman hias yang bisa diakses dan dinikmati masyarakat umum.

 

Tri Cenra Wijaya, penulis adalah mahasiswa S2 program studi Pengelolaan Sumber Daya Alam, Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Exit mobile version