Sumenep – Rusydiyono, Ketua Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Sumenep menyerukan persatuan bagi seluruh asosiasi wartawan di Kota Keris.
Hal itu disampaikan dalam sambutannya di acara penutupan Pelatihan Jurnalistik di Universitas Bahaudin Mudhary (Uniba) Madura, Sabtu (15/03/2025) kemarin.
Pia yang akrab disapa Mas Yon ini menekankan pentingnya kekompakan dalam menjaga integritas dan independensi dunia pers.
“Dengan segala kerendahan hati, saya mengajak seluruh asosiasi wartawan di Sumenep untuk bersatu dalam mencegah praktik-praktik yang melanggar kode etik jurnalistik,” ujar Mas Yon, Senin (17/03/2025).
Seruan ini datang sebagai respons atas kekhawatiran akan munculnya oknum yang mencoreng profesi wartawan. Ia menilai, solidaritas antarwartawan menjadi kunci utama dalam memastikan kualitas pemberitaan tetap terjaga dan pers tetap menjadi pilar demokrasi yang kredibel.
Selain itu, kekompakan ini juga berperan strategis dalam mengawal program-program pembangunan yang dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep. Menurut Mas Yon, semakin erat hubungan antarwartawan, semakin luas pula perspektif yang dapat diberikan dalam mengkritisi kebijakan secara konstruktif.
Wabup Sumenep Apresiasi Inovasi PWRI
Dukungan terhadap inisiatif PWRI juga datang dari Wakil Bupati Sumenep, KH Imam Hasyim. Dalam kesempatan yang sama, ia mengapresiasi langkah PWRI yang tidak hanya fokus pada peningkatan kapasitas jurnalistik, tetapi juga memberikan dampak sosial nyata bagi masyarakat.
“Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan biasa. Ada kontribusi nyata yang dilakukan PWRI, terutama melalui kerja sama dengan Uniba Madura yang memberikan peluang beasiswa kuliah gratis delapan semester bagi peserta terpilih,” ungkap KH Imam Hasyim.
Selain memberikan akses pendidikan, PWRI juga menggagas program berbagi takjil Ramadan dengan konsep berbeda. Jika biasanya takjil dibagikan langsung dalam bentuk makanan, PWRI memilih mendistribusikan voucher yang bisa ditukarkan di lapak-lapak pedagang UMKM.
“Ini inovasi yang luar biasa. Dengan sistem voucher, penerima bisa memilih menu berbuka puasa sesuai keinginan, sementara UMKM juga mendapat manfaat ekonomi,” tambahnya.
Ratusan Voucher Takjil PWRI Ludes
Gagasan inovatif PWRI dalam mendukung UMKM mendapat sambutan hangat dari masyarakat Sumenep. Pada kegiatan pembagian voucher takjil di Taman Tajamara, ratusan kupon habis dalam waktu singkat.
Ketua PWRI Sumenep, Rusydiyono, menjelaskan bahwa konsep ini bertujuan untuk menghidupkan ekonomi pedagang kecil di sekitar lokasi.
“Kami ingin Ramadan ini tidak hanya menjadi momen berbagi, tetapi juga memberi manfaat ekonomi bagi UMKM. Dengan menukarkan voucher ke pedagang, roda ekonomi mereka ikut bergerak,” ujarnya.
Tak hanya berbagi, suasana di Taman Tajamara semakin meriah dengan kehadiran live music dari Pottara Coustic. Para pengunjung yang menunggu waktu berbuka menikmati alunan musik akustik sambil bersantai di area taman.
Salah satu pedagang takjil mengungkapkan rasa syukur atas program ini. “Biasanya kalau ada bagi-bagi takjil, pedagang seperti kami tidak terlalu merasakan dampaknya. Tapi dengan voucher ini, dagangan kami tetap laku, dan masyarakat tetap bisa menikmati takjil gratis,” kata seorang penjual es campur.
Dengan berbagai kegiatan inovatifnya, PWRI Sumenep menunjukkan bahwa wartawan tidak hanya berperan sebagai penyampai berita, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial.
“Ke depan, kami akan terus berupaya menghadirkan program yang bermanfaat bagi masyarakat,” tutup Mas Yon.