Jakarta – Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2024, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), mencapai 2,24 miliar dolar AS, melanjutkan tren positif dari November sebesar 4,37 miliar dolar AS.
Secara keseluruhan, neraca perdagangan tahun 2024 mencatat surplus sebesar 31,04 miliar dolar AS, meski lebih rendah dibandingkan surplus 2023 yang mencapai 36,89 miliar dolar AS.
Bank Indonesia (BI) menyebutkan bahwa capaian ini merupakan indikator positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
Dalam siaran persnya, BI menegaskan komitmennya untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah dan otoritas lain guna mendorong stabilitas ekonomi, Rabu (15/01/2025).
Surplus neraca perdagangan ini sebagian besar didorong oleh kinerja positif sektor nonmigas yang terus menunjukkan hasil baik.
Pada Desember 2024, neraca perdagangan nonmigas mencatat surplus sebesar 4,0 miliar dolar AS dengan ekspor mencapai 21,92 miliar dolar AS.
Ekspor komoditas berbasis sumber daya alam seperti logam mulia, bahan bakar mineral, dan produk manufaktur menjadi pendorong utama kinerja nonmigas.
Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia, menunjukkan hubungan dagang yang strategis.
Namun, neraca perdagangan migas mencatat defisit 1,76 miliar dolar AS akibat peningkatan impor migas yang melampaui kenaikan ekspornya.