Site icon Madurapers

Tulang Bebek (Sinjay) Menjadi Pakan Ternak: Bisakah?

Hamzah Fansuri adalah Dosen di Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Hamzah Fansuri adalah Dosen di Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Salah satu produk terkenal dari Bangkalan adalah bebek, misalnya bebek Rumah Makan “Sinjay” yang sangat terkenal. Nasi Bebek Sinjay ini terkenal dengan rasanya yang khas, aromanya yang wangi, teksturnya yang empuk, gurih, dan memiliki cita rasa tersendiri, kemungkinan bisa memiliki konsumen sekitar 1.000 orang per hari. Tidak sedikit para wisatawan yang datang dari luar kota selalu mampir di rumah makan Nasi Bebek Sinjay yang tersedia di Bangkalan. Seiring dengan berkembangnya sentra kuliner nasi bebek di Bangkalan, hal ini dapat menjadi potensi yang luar biasa untuk memanfaatkan limbah tulang bebek menjadi pakan ternak. Apakah bisa?

Warung Nasi Bebek Sinjay Bangkalan (Sumber foto: Istimewa, 2024).

Penggunaan tulang bebek untuk pakan ternak di luar negeri masih belum dimanfaatkan. Penggunaan tulang bebek hanya terbatas pada tulang bebek yang diperoleh digunakan sebagai sampah organik dan dimanfaatkan sebagai bahan alami untuk memperbaiki kualitas tanah. Selain itu, menurut hasil penelitian Faza Faidhan, dkk (2016) menyebutkan bahwa tulang bebek dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat arang aktif, yang kemudian dapat digunakan sebagai adsorben dalam pemurnian minyak goreng bekas.

Dalam industri peternakan, pemanfaatan limbah menjadi pakan ternak merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan. Tulang bebek, yang sering dianggap sebagai limbah, sebenarnya menyimpan potensi besar sebagai sumber nutrisi, terutama kalsium dan fosfor, yang esensial bagi pertumbuhan dan kesehatan ternak.

Secara umum, teknik pembuatan pakan ternak dari bahan-bahan pakan yaitu dengan cara penggilingan bahan dan pelletisasi. Namun, karena tulang bebek mengandung kolagen sehingga perlu ditambahkan proses dekolagenasi untuk menghilangkan kolagen dan meningkatkan ketersediaan mineral. Proses dekolagenasi dapat dilakukan dengan menggunakan larutan alkali seperti NaOH atau KOH. Menurut beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya (Noor, dkk, 2012; Intan Mayasaroh, dkk, 2012; Wiwin Winarsih, dkk, 2012), perendaman tulang dalam larutan NaOH atau KOH dapat meningkatkan kandungan kalsium dan fosfor yang tersedia bagi ternak.

Setelah proses dekolagenasi, tulang bebek dikeringkan untuk mengurangi kadar airnya. Tulang yang sudah kering kemudian digiling menjadi tepung tulang. Tepung tulang inilah yang akan digunakan sebagai bahan dasar pakan ternak. Ukuran partikel tepung tulang dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan jenis ternak yang akan diberi pakan. Tepung tulang bebek kemudian dapat dicampur dengan bahan pakan lain seperti jagung, kedelai, atau bahan fermentasi lainnya untuk membuat formulasi pakan ternak yang seimbang. Proporsi pencampuran dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan nutrisi spesifik dari jenis ternak yang akan diberi pakan.

Untuk memudahkan pemberian pakan dan meningkatkan kepadatan nutrisi, campuran pakan dapat diproses menjadi pellet. Proses pelletisasi melibatkan pemadatan dan pembentukan campuran pakan menjadi bentuk pellet kecil yang mudah disimpan, diangkut, dan diberikan kepada ternak.

Pellet pakan ternak (Sumber foto: Istimewa, 2024).

Bioavailabilitas kalsium dan fosfor dari tulang yang telah diolah menjadi faktor penting dalam menentukan efektivitasnya sebagai pakan ternak. Penelitian telah dilakukan oleh B. Bagau tahun 2012 untuk menguji bioavailabilitas kalsium dan fosfor dari tulang ikan yang diolah, yang dapat memberikan wawasan tentang potensi tulang bebek yang serupa. Meskipun spesiesnya berbeda, prinsip dasar pengolahan tulang bebek untuk meningkatkan bioavailabilitas mineralnya kemungkinan akan mirip.

Keuntungan penggunaan tulang bebek sebagai pakan ternak dapat dibandingkan dengan bahan yang lain berdasarkan beberapa faktor, seperti kandungan gizi, kualitas pakan, dan efisiensi penggunaan. Tulang bebek mengandung protein, mineral, dan kalsium yang penting untuk ternak. Protein dari tulang bebek dapat memberi manfaat sebagai sumber protein hewani yang penting bagi ternak. Mineral dan kalsium dari tulang bebek juga dapat membantu meningkatkan kekuatan tulang dan berat badan ternak. Penggunaan tulang bebek sebagai pakan dapat memperbaiki efisiensi penggunaan pakan. Pada umumnya, tulang bebek dapat diperoleh dengan harga yang relatif murah bahkan bisa gratis, sehingga penggunaan tulang bebek dapat memperkecil biaya penggunaan pakan ternak.

Selain beberapa keuntungan yang dimiliki, penggunaan tulang bebek sebagai pakan ternak juga terdapat kerugian seperti proses pengolahan nya yang lebih rumit jika dibandingkan dengan bahan lain, perlu biaya tambahan pada proses dekolagenasi, dan dapat memakan waktu serta tenaga kerja dalam proses pembuatannya.

Pemanfaatan tulang bebek sebagai pakan ternak tidak hanya memberikan manfaat nutrisi tetapi juga keberlanjutan. Dengan mengurangi limbah dan mengubahnya menjadi sumber nutrisi yang berharga, peternak dapat mengurangi biaya pakan dan dampak lingkungan dari operasi mereka. Selain itu, hal ini juga dapat membantu dalam mengurangi ketergantungan pada sumber pakan impor yang mahal dan mendukung ekonomi lokal.

 

Penulis: Hamzah Fansuri adalah Dosen di Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

email: hamzah.fansuri@trunojoyo.ac.id

Exit mobile version