Bangkalan – Banyak orang kuantitas dan kualitas tidurnya tidak cukup. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan, kesejahteraan, dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
Dilansir dari Kathleen Davis, jumlah jam tidur yang cukup pada setiap orang bervariasi, tetapi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat merekomendasikan 7 jam setiap malam.
Tidur yang kurang dapat mempengaruhi terhadap kinerja seseorang di tempat kerja atau sekolah, kemampuan sehari-hari, kualitas hidup, dan kesehatan.
Oleh karena itu, seseorang sangat penting memperhatikan kualitas dan kuantitas tidurnya. Jika seseorang memiliki kualitas tidur yang rendah, maka akan merasa lelah keesokan harinya.
Tidur berkualitas rendah mungkin karena: (1) sering terbangun di malam hari, (2) kesulitan bernapas, seperti sleep apnea, (3) lingkungan yang terlalu panas, dingin, atau bising, dan (4) tempat tidur yang tidak nyaman.
Seseorang yang kurang tidur kemungkinan mengalami berbagai gejala: (1) kelelahan, (2) mudah marah, (3) perubahan suasana hati, (4) kesulitan fokus dan mengingat, dan (5) gairah seks berkurang.
Kurang tidur dapat mempengaruhi berbagai aspek kesehatan, antara lain: pertama, sistem kekebalan: kurang tidur dapat menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit pernafasan yang mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.
Kedua, berat: tidur dapat mempengaruhi hormon yang mengontrol rasa lapar dan kenyang. Hal ini juga dapat memicu pelepasan insulin. Perubahan tidur dapat menyebabkan peningkatan penyimpanan lemak, perubahan berat badan, dan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
Ketiga, sistem kardiovaskular: tidur membantu pembuluh jantung menyembuhkan dan membangun kembali dan mempengaruhi proses yang menjaga tekanan darah, kadar gula, dan pengendalian peradangan. Terlalu sedikit tidur dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Keempat, tingkat hormon: kurang tidur dapat mempengaruhi produksi hormon, termasuk produksi hormon pertumbuhan dan testosteron. Ini juga menyebabkan tubuh melepaskan hormon stres tambahan, seperti norepinefrin dan kortisol.
Kelima, otak: kurang tidur mempengaruhi korteks prefrontal (yang menangani penalaran) dan amigdala (yang berhubungan dengan emosi). Kurang tidur juga dapat mempersulit seseorang untuk membentuk ingatan baru yang dapat mempengaruhi pembelajaran.
Keenam, kesuburan: kurang tidur dapat mempengaruhi produksi hormon yang meningkatkan kesuburan.
Ketujuh, kurang tidur dapat membatasi kemampuan untuk memperhatikan (fokus), bereaksi cepat, dan mengambil keputusan. Seseorang yang kurang tidur mungkin memiliki risiko lebih tinggi dalam mengemudi karena mengantuk yang dapat menyebabkan kecelakaan.
Dalam jangka panjang, kurang tidur dapat meningkatkan resiko hipertensi, diabetes atau resistensi insulin, apnea tidur, kegemukan, serangan jantung, stroke, depresi dan kecemasan, dan psikologi.