Kleisthenes (570-508 s.M) adalah seorang bangsawan Athena (Yunani) yang diasingkan dari keluarga aristokrasi Alkmaionid. Dia dikenal sebagai bapak demokrasi dunia karena sumbangannya terhadap pembentukan dasar-dasar demokrasi di Athena pada periode sebelum Masehi (s.M).
Pusat Pemerintah Athena, Yunani
Sumbangan tersebut antara lain reformasi konstitusi Athena, pengurangan/pembatasan kekuasaan bangsawan Athena, peningkatan kekuasaan mejelis Athena, dan pemberian hak-hak politik dan kebebasan masyarakat sipil dalam pemilihan perwakilan badan legislatif nasional.
Pemikiran Kleisthenes (Cleisthenes) banyak dipengaruhi oleh gagasan dan inovasi Solon. Solon (630-560 s.M) merupakan seorang bangsawan, anggota parlemen, dan penyair di Athena. Dia adalah orang Athena pertama yang berjuang membatasi kekuasaan aristokrasi melalui reformasi pemerintah Athena. Melalui jalur pemerintahan, Solon berupaya mengakhiri praktik perbudakan utang, membuat konstitusi (peraturan perundang-undangan tertulis), membentuk badan legislatif yang beranggotakan 400 orang, dan mengatur perdagangan minyak zaitun serta distribusi keuntungannya secara lebih adil.
Kekuasaan Solon di pemerintahan runtuh akibat kudeta yang dipimpin para tiran Athena. Akibat tersingkirkannya pada kekuasaan di pemerintahan Athena, agenda reformasi Solon di Athena tidak jalan dan digantikan dengan aturan pemerintahan otoriter.
Pada beberapa tahun kemudian pemerintahan para tiran ini mengalami krisis. Saat krisis ini Kleisthenes bersama dengan kaum miskin melakukan pemberontakan dan menuntut perwakilan rakyat pada pemerintahan di Athena. Pada saat itu, Kleisthenes muncul sebagai pembela masyarakat miskin di tengah krisis ekonomi dan politik di Athena yang dikuasai oleh para oligark atau pelaku oligarki (keluarga bangsawan yang mewakili orang kaya).
Berbekal bantuan dari kalangan militer Spartan dan nasihat dari Orakel Delphi (pendeta wanita Kuil Apollo di Delphi), Kleisthenes merebut kekuasaan/pemerintahan Athena dari tiran Hippias (abad ke-6 s.M). Tapi karena penarikan dukungan militer Sparta pasca Kleisthenes berkuasa, tiran baru Isagoras mampu menggulingkan kekuasaan Kleisthenes. Pasca penggulingan kekuasaannya, Kleisthenes menyadari bahwa kekuatan oligark (elit yang kaya) secara radikal harus dikurangi untuk menstabilkan pemerintah dan reformasi demokratis.
Selama pemerintahan tiran Isagoras di Athena terjadi kesenjangan ekonomi yang sangat ekstrim. Kemiskinan melahirkan ketidaksejahteraan masyarakat. Kondisi kesejahteraan yang tragis ini memicu gerakan protes rakyat pada pemerintahan, yang kemudian menyebabkan pemerintahan Isagoras runtuh. Keruntuhan kekuasaan tiran ini mendorong Kleisthenes masuk dan berkuasa lagi di pemerintahan Athena. Dengan dukungan rakyat dan militer Athena dia membentuk “demos”, yakni pemerintahan rakyat pertama di dunia. Sistem pemerintahan ini mencegah berkuasanya kembali penguasa tiran di Athena.
Selain itu, untuk mensukseskan agenda tersebut, Kleisthenes mencairkan kekuatan oligark (bangsawan kaya) yang menolak reformasi pemerintahan Athena. Untuk melakukan ini, dia menghancurkan dinasti keluarga bangsawan dan membagi orang Athena menjadi 10 (sepuluh) kelompok suku baru yang ada di demes (pinggiran/bagian kota Athena dan kota lainnya di Athena). Pemerintahan lokal di Athena diorganisir dalam setiap deme dan setiap deme mengirimkan perwakilan yang dipilih oleh rakyat (kaum pria) untuk berpartisipasi dalam badan legislatif nasional.
Praktek pemilihan ini merupakan implementasi demokrasi langsung pertama di dunia, dimana semua pria Athena dibebaskan/diizinkan untuk memilih perwakilannya di badan legislatif nasional. Setiap suku memilih perwakilannya untuk masa jabatan satu tahun di badan legislatif nasional. Jumlah perwakilan di badan legislatif ini ditentukan menurut populasi deme.
Selain diberikan kebebasan memilih perwakilan badan legislatif nasional, masing-masing deme juga diberikan kebebasan untuk memilih seorang pemimpin militer untuk mengawasi militer Athena dan membentuk milisi lokal.
Reformasi politik dan pemerintahan Athena Kleisthenes ini berdampak sangat baik pada integrasi (kekompakan) suku dan melemahkan para oligark (pelaku oligarki: berkuasa atas kekayaannya) dari kalangan bangsawan. Puncaknya, pemilihan pemimpin, kontestasi, partisipasi, hak-hak politik, dan kebebasan sipil—yang menjadi dasar pembentukan demokrasi—terbentuk dengan baik di pemerintahan Athena.