Site icon Madurapers

Migrasi Rekening Tanpa Pemberitahuan, BSI Sumenep Mendapat Keluhan Nasabah

BSI Sumenep

Nasabah menunggu antrian di depan pintu KCP BSI Trunojoyo Sumenep, Rabu 18 Agustus 2021. (Moh Busri)

Sumenep – Nasabah Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah yang berada di bawah naungan Bank Syariah Indonesia (BSI) keluhkan migrasi rekening tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pemilik alias nasabah.

Pengakuan ini diungkapkan oleh salah satu nasabah berinisial HL, warga Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Dirinya menyampaikan bahwa perpindahan rekening atau migrasi ini sempat membuatnya kaget, lantaran ATM miliknya tiba-tiba tidak bisa digunakan. Awalnya dia mengira mesin ATM yang digunakan rusak, ternyata saat dicoba kembali pada mesin ATM yang lain masih tidak bisa.

“Awalnya saya kaget  mas, tiba-tiba kartu ATM saya tidak bisa dipakai di ATM Lenteng. Saya kira mesin ATM-nya rusak. Tapi saya cari ATM lain, juga sama,” ungkap HL pada media ini, Rabu (18/08/2021).

Setelah HL mengetahui ATM miliknya tidak dapat digunakan, seketika itu dia bergegas mendatangi Kantor Cabang Pembantu (KCP) BSI Trunojoyo Sumenep, untuk mengurusnya.

“Jujur saya tidak tahu mas, tiba-tiba Petugas BNI Syariah bilang, kalau semua bank yang bersyariah migrasi ke BSI. Lalu saya diminta ke kantor BSI untuk memproses perpindahan rekening,” jelasnya.

Migrasi rekening tanpa pemberitahuan ini dinilai sangat merugikan bagi nasabah. Sebab menurut HL, hal tersebut mengakibatkan nasabah yang memiliki kepentingan mendesak malah semakin tertekan.

“Jika pihak bank jauh-jauh hari memberikan informasi ini, kan saya bisa ngurus jauh-jauh hari. Apalagi ATM saya dibutuhkan sangat mendesak,” paparnya.

Sementara itu, HL yang memiliki kepentingan mendesak itu harus dibuat kelimpungan dengan pengurusan migrasi rekening. Bahkan dia mengaku telah mendatangi KCP BSI Trunojoyo Sumenep hingga dua kali.

“Sudah dua kali saya ke sini, yang pertama kali itu Petugas BSI bilang kehabisan kouta dan diminta untuk datang kembali keesokan harinya,” tutur HL.

Lain dari pada itu, persyaratan migrasi rekening ini tidak memiliki aturan atau panduan yang jelas, sehingga mau tidak mau nasabah harus mempersiapkannya secara mendadak segala kebutuhan persyaratan.

“Coba bayangkan mas, saya bolak balik dari Lenteng ke kota itu jauh. Saat ngurus migrasi ini masih nunggu berjam-jam mas. Lain lagi petugas minta untuk fotocopy KTP secara mendadak, padahal temen saya kemarin cukup bawa KTP asli,” keluhnya.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh YS, warga Kecamatan Batu Putih, Sumenep. Pihaknya mengaku harus menunggu selama beberapa jam untuk dapat memproses migrasi itu.

“Kemarin itu saya harus nunggu kurang lebih tiga jam, baru diproses oleh Customer Service BSI,” Kata YS.

Bahkan di samping itu, YS juga dibuat terkejut dengan saldo rekeningnya yang berkurang sebanyak 50 ribu rupiah. Dia mengaku tidak tahu, berkurangnya saldo tersebut diperuntukkan apa oleh pihak Bank BSI.

“Ketika saya lihat saldo akhir di buku rekening BSI, kok malah kurang Rp. 50 ribu. Entah ini dibuat untuk menutupan Rekaning BNI Syariah atau Pembukaan rekening Baru di BSI, karena tidak ada kejelasan,” akuinya.

Terpisah, saat awak media madurapers.com ingin bertemu dengan pimpinan BSI Trunojoyo Sumenep, ternyata pihaknya sedang berada di luar kota.

“Pimpinan kami masih ada di luar kota mas, nanti kami kabari,” ungkap Said, salah satu pegawai BSI Trunojoyo Sumenep.

Exit mobile version