Bangkalan – Rezeki yang berkah selalu menjadi idaman setiap Umat Islam. Rezeki ini bukan hanya berbentuk materi, tapi bisa juga dalam bentuk ketenangan batin, keluarga sakinah, anak-anak yang shaleh yang mudah diatur.
Berkah bermakna langgengnya kebaikan dan dapat juga bermakna karunia yang Allah berikan yang mendatangkan kebaikan atau menambah kebaikan. Dengan demikian, keberkahan rezeki tidak bisa dilihat dari banyak atau tidaknya harta kita, seperti rumah mewah dan uang yang melimpah.
Mengapa harus mencari rezeki yang berkah? Menurut Nasehat Muslim yang dilansir dari kanal YouTube Nasehat Muslim di laman http://youtu.be/9k_-XMHsfhQ hal ini karena keberkahan rezeki menentukan kualitas hidup kita sebagai hamba Allah S.W.T (manusia).
Melalui rezeki yang berkah kita mengharapkan keridhaan Allah S.W.T., atas semua amal yang telah kita lakukan. Dengan ridha Allah S.W.T., maka kualitas hidup kita akan menjadi lebih baik, tenang, khusyuk dalam beribadah, dan dicintai oleh Allah S.W.T.
Lalu, seperti apa tanda rezeki yang berkah? Dalam kanal YouTube Nasehat Muslim ada 4 (empat) tanda rezeki yang berkah. Keempat tanda tersebut adalah, pertama, rezeki yang didapatkan memberikan ketenangan jiwa dan hati semakin dekat kepada Allah S.W.T.
Rezeki yang berkah bersumber dari sesuatu yang halal akan membuat hati kita merasa dekat kepada Allah S.W.T. Banyak ataupun sedikit harta yang dimiliki kita semakin mendekatkan diri kita kepada Allah S.W.T., dan taat dan takut melakukan segala bentuk kemaksiatan, sehingga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Maa‘idah (Hidangan) ayat ke-100, Allah S.W.T., berfirman, “Tidaklah sama yang buruk dengan yang baik meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertaqwalah kepada Allah wahai orang-orang yang memiliki akal sehat, agar kamu beruntung.”
Kedua, rezeki yang didapatkan menjadikan keluarga yang harmonis dan dikaruniai anak yang shaleh. Rezeki ini tentu tidak diperoleh kita dengan cara yang haram.
Rezeki yang diperoleh dengan cara haram akan berpengaruh pada kualitas keluarga. Suami dan isteri yang mudah bertengkar, anak sulit diatur, dan bahkan doa kita tak kunjung dikabulkan oleh Allah S.W.T.
Rasulullah s.a.w., bersabda, “Sesungguhnya Allah itu Maha Baik dan tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kaum mukminin dengan perintah yang Allah gunakan untuk memerintahkan para Rasul.”
Dalam Al-Qur’an surat Al-Mukminun ayat ke-41 Allah berfirman, “Wahai para Rasul, makanlah segala sesuatu yang baik dan beramal shalehlah.” Allah juga berfirman, yang tertulis dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah (Sapi Betina) ayat ke-172, “Wahai orang-orang beriman, makanlah segala sesuatu yang baik yang telah kami berikan kepada kalian.”
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim menuturkan bahwa, “Rasulullah menyebutkan tentang seseorang yang melakukan perjalanan panjang, rambutnya kusut, kemudian mengangkat tangannya dan mengatakan, “Wahai Rabb-Ku, Wahai Rabb-Ku, sedangkan mekanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, perutnya diisi dengan sesuatu yang haram, maka bagaimana Kami (Allah) mengabulkan doanya.”
Ketiga, rezeki yang didapatkan mengantarkan manusia pada kemudahan melakukan amal shaleh, seperti shadaqah dan zakat. Di dalam rezeki yang berkah terdapat banyak kebaikan.
Kebaikan tersebut seperti memudahkan kita untuk bershadaqah, berzakat, membantu orang lain yang membutuhkan, mudah dalam menerima dan mengamalkan ilmu yang bermanfaat serta lancar dalam segala urusan.
Keempat, rezeki yang didapatkan senantiasa membuat kita merasa cukup dan bersyukur. Berbeda dengan rezeki yang diperoleh kita dengan cara haram akan membuat kita selalu merasa kurang dan semakin tamak dalam menumpuk harta.
Jika kita memiliki penghasilan kecil namun kita selalu bersyukur, maka Allah S.W.T., akan menjadikan hati kita lapang, tidak merasa kurang, dan selalu tercukupi.
Sebaliknya, harta yang tidak berkah akan mendatangkan ketidaknyamanan pada kita. Kita merasa kurang puas pada harta yang dimiliki. Hal ini karena harta kita tidak memberikan manfaat sedikitpun, baik di dunia maupun di akhirat, dan kelak akan mengantarkan kita ke neraka jahanam.
Harta merupakan amanah dari Allah S.W.T., dan kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah S.W.T.
Oleh karena itu, marilah kita renungkan darimanakah harta yang kita dapatkan? Apakah dengan cara yang halal ataukah dengan cara yang haram?
Di dalam Al-Qur ‘an surat Al-Mulk (Kerajaan) ayat ke-2, Allah S.W.T., berfirman, “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalannya….”