AGAMA memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pengingkaran manusia terhadap agama mungkin karena faktor-faktor tertentu baik yang disebabkan oleh kepribadian maupun lingkungan.
Namun, untuk menutupi keagamaannya kelihatan sulit dilakukan. Hal ini, manusia memiliki unsur batin yang cenderung terdorong untuk tunduk kepada hal gaib. Ketaatan ini merupakan bagian dari faktor intern manusia dalam psikologi kepribadian yang disebut pribadi (self) atau hati nurani (conscience of man).
Dalam agama, setiap aspek kehidupan selalu diatur baik itu hal-hal besar—seperti beribadah, pola makanan yang sehat, berpuasa, pekerjaan—hingga pada hal-hal kecil kehidupan sehari-hari seperti berpakaian, menggunakan sandal, keluar rumah dan lain-lain.
Agama serta spiritualitas ialah salah satu aspek penting dalam kehidupan setiap insan. Selain dapat menjadi sarana buat mengingat sang Pencipta dan mendekatkan diri kepada-Nya, pemeluk agama erat hubungannya dengan kehidupan spiritual dan kondisi kesehatan seseorang.
Kesehatan jiwa dalam perspektif Islam yaitu suatu kemampuan individu dalam mengelola fungsi-fungsi kejiwaan dan penciptaannya. Penyesuaian menggunakan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya secara bergerak maju berdasarkan Al-Quran serta Alaihi Salam-Sunnah sebagai panduan hidup menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pandangan Islam wacana gangguan jiwa tidak jauh dengan yang dilihat para ahli kesehatan mental pada umumnya. Peranan agama Islam dapat membantu manusia mengobati jiwanya dan mencegahnya dari gangguan jiwa seperti kondisi kesehatan mental dan fisik.