Pragmatisme: Konsep yang Membawa Dampak Besar dalam Pemikiran Manusia

Madurapers
Pragmatisme adalah sebuah pendekatan dalam filsafat yang menekankan pentingnya praktikalitas, konsekuensialisme, dan pengalaman dalam menilai kebenaran suatu konsep atau ide
Pragmatisme adalah sebuah pendekatan dalam filsafat yang menekankan pentingnya praktikalitas, konsekuensialisme, dan pengalaman dalam menilai kebenaran suatu konsep atau ide (Dok: Madurapers, 2024).

Bangkalan – Filsafat adalah sebuah cabang ilmu yang membahas tentang pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai kehidupan, pengetahuan, nilai, keberadaan, dan banyak lagi. Salah satu aliran dalam filsafat yang cukup menarik perhatian adalah pragmatisme.

Pragmatisme adalah sebuah pendekatan dalam filsafat yang menekankan pentingnya praktikalitas, konsekuensialisme, dan pengalaman dalam menilai kebenaran suatu konsep atau ide. Aliran ini memiliki sejarah panjang dan telah memberikan dampak besar dalam berbagai bidang kehidupan manusia.

Paham filsafat ini pertama kali dikembangkan oleh seorang filsuf Amerika Serikat bernama Charles Sanders Peirce pada akhir abad ke-19. Peirce percaya bahwa kebenaran suatu gagasan harus diukur berdasarkan pada konsekuensi praktisnya dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, suatu konsep atau ide hanya bisa dianggap benar jika dapat digunakan secara efektif dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh manusia.

Salah satu konsep utama dalam aliran atau paham filsafat ini adalah pengalaman. Filsuf pragmatis percaya bahwa pengetahuan dan kebenaran tidaklah bersifat statis, melainkan terus berkembang melalui pengalaman dan interaksi dengan dunia sekitar. Oleh karena itu, paham filsafat ini menekankan pentingnya pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan.

Selain Peirce, sosok lain yang sangat berpengaruh dalam perkembangan pragmatisme adalah William James. James merupakan salah satu tokoh utama dalam aliran ini dan mengembangkan gagasan-gagasan penting tentang pragmatisme.

Menurut James, kebenaran suatu gagasan bisa diukur berdasarkan pada efek praktisnya dalam kehidupan manusia. Ia juga mengajukan konsep “kebenaran uji coba” yang menekankan pentingnya menguji suatu gagasan dalam praktik untuk menentukan kebenarannya.

Salah satu contoh penerapan pragmatisme dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bidang pendidikan. Para pendidik yang mengadopsi paham ini cenderung menekankan pada pentingnya pengalaman langsung dan pembelajaran praktis dalam proses pendidikan. Mereka percaya bahwa pengetahuan yang benar-benar berguna bagi siswa adalah pengetahuan yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan nyata.

Dalam bidang politik, pragmatisme juga memiliki dampak yang signifikan. Para pemimpin pragmatis cenderung mengambil keputusan berdasarkan pada konsekuensi praktisnya dalam jangka panjang, bukan hanya berdasarkan pada ideologi atau prinsip tertentu. Mereka lebih fokus pada solusi yang dapat menghasilkan hasil yang nyata dan efektif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh masyarakat.