Tokoh  

Buya Hamka: Perjalanan Seorang Pemikir dan Penulis yang Menginspirasi

Dalam perjalanan hidupnya, Buya Hamka tidak hanya menjadi seorang penulis besar, tetapi juga seorang pemikir yang mendalam dan seorang pemimpin moral yang dihormati
Dalam perjalanan hidupnya, Buya Hamka tidak hanya menjadi seorang penulis besar, tetapi juga seorang pemikir yang mendalam dan seorang pemimpin moral yang dihormati (Sumber foto: Istimewa, 2024).

Di dalam ranah intelektual dan sastra Indonesia, nama Buya Hamka tak pernah pudar. Sebaliknya, ia bersinar terang sebagai sosok yang menginspirasi jutaan orang dengan pemikiran dan karya-karyanya yang mendalam. Namun, di balik gemerlapnya karya dan pengaruhnya, ada cerita hidup yang sarat akan perjuangan, kegigihan, dan ketulusan.

Abdul Malik Karim Amrullah lahir pada tanggal 17 Februari 1908 di Sugai Batang, Agam, Hindia Belanda, dan meninggal dunia pada usia 73 tahun, bertepatan pada tanggal 24 Juli 1981 di Jakarta. Ia dikenal dengan gelar “Buya Hamka” atau “Hamka”.

Dari usia muda, Hamka telah menunjukkan minat yang mendalam terhadap ilmu agama dan sastra. Kecintaannya pada agama dan ilmu pengetahuan membawanya mengejar pendidikan hingga ke Tanah Suci, Mekkah, di mana ia menimba ilmu agama Islam yang mendalam.

Pemikiran Buya Hamka sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam yang dia pelajari sepanjang hidupnya. Namun, keunikan Hamka terletak pada kemampuannya untuk menggabungkan ajaran agama dengan pemikiran filosofis yang universal dan pemahaman mendalam tentang kehidupan manusia. Salah satu gagasannya yang paling terkenal adalah tentang pentingnya harmoni antara agama dan ilmu pengetahuan.

Menurut Hamka, agama dan ilmu pengetahuan bukanlah dua hal yang bertentangan, tetapi seharusnya saling melengkapi. Baginya, agama adalah pedoman moral yang memberikan makna pada hidup, sementara ilmu pengetahuan adalah alat untuk memahami realitas dunia yang ada.

Karya-karya Hamka mencakup berbagai genre, mulai dari novel, cerpen, esai, hingga karya-karya keagamaan. Salah satu novelnya yang paling terkenal adalah “Di Bawah Lindungan Ka’bah”, yang menjadi salah satu karya sastra terpenting dalam sejarah Indonesia. Novel ini bukan hanya sebuah kisah cinta, tetapi juga sebuah refleksi mendalam tentang nilai-nilai kehidupan, agama, dan budaya.

error:

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca