Tokoh  

Clyde Kluckhohn: Antropolog Jenius yang Mewarnai Studi Budaya

Clyde Kluckhohn, nama lengkapnya Clyde Kay Maben Kluckhohn dikenal sebagai salah satu antropolog paling berpengaruh dalam studi budaya
Clyde Kluckhohn, nama lengkapnya Clyde Kay Maben Kluckhohn dikenal sebagai salah satu antropolog paling berpengaruh dalam studi budaya (Sumber Foto: Istimewa).

Clyde Kluckhohn, nama lengkapnya Clyde Kay Maben Kluckhohn dikenal sebagai salah satu antropolog paling berpengaruh dalam studi budaya. Ia mengabdikan hidupnya untuk memahami berbagai aspek antropologi.

Lahir pada 11 Januari 1905 di Le Mars, Iowa, Kluckhohn menunjukkan ketertarikan besar terhadap ilmu pengetahuan sejak kecil. Ia wafat pada 29 Juli 1960 di Santa Fe, New Mexico, meninggalkan warisan intelektual yang berharga.

Pendidikan dasarnya dimulai di sekolah umum Le Mars. Setelah itu, ia melanjutkan ke Akademi Militer Culver dan menamatkan studinya pada tahun 1921.

Setelah lulus dari Culver, Kluckhohn diterima di Universitas Princeton. Namun, ia harus menempuh pendidikan tambahan selama setahun di Lawrenceville School karena usianya masih 16 tahun.

Pendidikan tingginya dimulai di University of Wisconsin, tempat ia memperoleh gelar BA pada tahun 1928. Ia kemudian mendapat kesempatan belajar di University of Vienna dan University of Oxford sebagai penerima beasiswa Rhodes.

Pada tahun 1936, Kluckhohn meraih gelar Ph.D. dari Universitas Harvard. Sejak saat itu, ia mengabdikan diri sebagai pengajar di universitas tersebut hingga akhir hayatnya.

Selain mengajar, Kluckhohn juga aktif dalam berbagai proyek penelitian. Salah satu bidang yang paling menarik perhatiannya adalah budaya dan sistem sosial suku Navajo/Navaho.

Ketertarikannya pada suku Navajo bermula pada tahun 1922, ketika ia dikirim ke New Mexico untuk alasan kesehatan. Berinteraksi langsung dengan komunitas Navajo, ia mulai mempelajari bahasa serta kebudayaan mereka.

Pengalaman ini membentuk dasar bagi banyak penelitiannya di kemudian hari. Ia mengkaji berbagai aspek kehidupan Navajo, termasuk sistem kepercayaan dan praktik sosial mereka.

Beberapa karyanya yang terkenal dalam bidang ini antara lain Navaho Classification of Their Song Ceremonials (1938) dan Introduction to Navaho Chant Practice (1940). Buku-buku ini ditulis bersama rekannya, Leland C. Wyman.

Namun, karyanya yang paling berpengaruh adalah Navaho Witchcraft (1944). Buku ini mengulas kepercayaan suku Navaho/Navajo terhadap ilmu sihir dan praktik spiritual yang mereka anut.

Di luar studi tentang suku Navajo, Kluckhohn juga berkontribusi dalam teori budaya. Dalam bukunya Mirror for Man (1949), ia menekankan bahwa setiap budaya memiliki keunikan tetapi tetap berbagi nilai kemanusiaan yang sama.

Buku ini memenangkan hadiah McGraw-Hill dan menjadi referensi penting dalam studi antropologi. Pemikirannya membantu membangun jembatan pemahaman antarbudaya dalam dunia akademik.

Selain di dunia akademik, Kluckhohn juga aktif dalam proyek pemerintah. Salah satu proyek terbesarnya adalah Proyek Harvard tentang Sistem Sosial Soviet pada tahun 1950–1951.

Proyek ini bertujuan untuk memahami struktur sosial Uni Soviet di tengah ketegangan Perang Dingin. Kontribusinya dalam proyek ini menunjukkan bagaimana antropologi dapat membantu strategi politik global.

Sebagai akademisi dan peneliti, Kluckhohn juga seorang penulis produktif. Buku To the Foot of the Rainbow, ia tulis pada usia 22 tahun.

Dalam bidang teori budaya, ia bersama William Henderson Kelly menulis The Concept of Culture. Buku ini membahas bagaimana budaya terbentuk sebagai rancangan kehidupan yang historis.

Atas kontribusinya, Clyde Kluckhohn menerima banyak penghargaan, termasuk Medali Viking pada tahun 1950. Ia juga menjadi anggota kehormatan di berbagai institusi akademik bergengsi.

Meskipun meninggal di usia 55 tahun, pemikirannya tetap hidup dalam dunia antropologi. Ia membuktikan bahwa memahami budaya lain adalah kunci untuk memahami kemanusiaan secara lebih luas.