Paul Karl Feyerabend dikenal sebagai filsuf ilmu paling kontroversial di abad ke-20. Ia mengguncang dunia intelektual dengan pemikiran radikal yang menentang arus utama filsafat ilmu.
Pendekatan pluralisme metodologis yang ia usung membuka diskusi baru dalam memahami ilmu pengetahuan. Feyerabend mengajak dunia melihat ilmu pengetahuan dari sudut pandang yang lebih bebas dan inklusif.
Lahir di Wina, Austria, pada 13 Januari 1924, Feyerabend tumbuh di tengah pergolakan politik Eropa. Ia bahkan terlibat sebagai tentara Jerman dalam Perang Dunia II sebelum akhirnya kembali ke dunia akademis.
Setelah perang, Feyerabend melanjutkan pendidikan di Universitas Wina dan beralih dari fisika ke filsafat. Keputusan itu menjadi awal perjalanannya menuju ketenaran global sebagai pemikir yang mengguncang dunia.
Di bawah bimbingan Karl Popper, Feyerabend mengembangkan minat dalam filsafat ilmu. Namun, perbedaan pandangan mendasar dengan Popper kemudian melahirkan teori-teori khas Feyerabend yang radikal.
Kariernya berlanjut di berbagai universitas ternama, termasuk di Berkeley, California, tempat ia mengajar selama bertahun-tahun. Feyerabend berhasil memperkenalkan pemikirannya kepada audiens global melalui berbagai karyanya.
Dalam bukunya Against Method (1975), Feyerabend menolak metode ilmiah universal. Ia menawarkan konsep “anarkisme metodologis,” yang menekankan bahwa tidak ada metode tunggal yang cocok untuk semua ilmu pengetahuan.
Frasa “anything goes” menjadi ikon dari pandangan Feyerabend. Ia percaya kebebasan metodologis penting untuk mendorong inovasi dan kemajuan dalam ilmu pengetahuan.