Namun, seperti halnya aliran filsafat lainnya, aliran atau paham filsafat ini juga memiliki kritik terhadapnya. Salah satu kritik utama terhadap aliran filsafat ini adalah bahwa pendekatannya cenderung mengabaikan aspek-aspek moral dan etika dalam pengambilan keputusan.
Beberapa kritikus berpendapat bahwa paham filsafat ini bisa menyebabkan penurunan standar moral karena menekankan pada konsekuensi praktis tanpa mempertimbangkan nilai-nilai moral yang mendasarinya.
Meskipun demikian, pengaruh pragmatisme terus terasa dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Banyak pemikir, baik dalam bidang filsafat maupun disiplin ilmu lainnya, yang terinspirasi oleh konsep-konsep pragmatis dalam memahami dunia.
Pragmatisme telah membantu manusia untuk lebih terbuka terhadap perubahan, lebih fleksibel dalam menghadapi tantangan, dan lebih fokus pada solusi yang efektif dalam mengatasi masalah-masalah kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam dunia yang terus berkembang dengan cepat seperti saat ini, paham tersebut menjadi semakin relevan. Kemampuan untuk menilai suatu gagasan berdasarkan pada konsekuensi praktisnya dapat membantu kita untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana dan efektif dalam menghadapi tantangan yang kompleks.
Dengan memahami dan mengadopsi konsep-konsep pragmatis, kita dapat menjadi lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan kita.
Seiring dengan perkembangan zaman, filsafat pragmatisme terus berevolusi dan menemukan aplikasi baru dalam berbagai bidang kehidupan. Meskipun masih ada perdebatan tentang kelebihan dan kekurangan aliran ini, tidak dapat dipungkiri bahwa pragmatisme telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk cara kita memahami dunia dan cara kita berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Dengan mempertimbangkan konsekuensi praktis dari tindakan dan keputusan kita, kita dapat menjadi agen perubahan yang lebih efektif dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua orang.