
Unggahan Ainur yang dipersoalkan berjudul “Pernyataan Publik: Pengkhianatan di Balik Kursi DPRD”. Dalam tulisannya, ia menyebut Badrul Aini sebagai pihak yang memberi fasilitas kepada tim PT Kangean Energy Indonesia (KEI) dengan pengawalan aparat hingga kelompok preman.
Kasus ini menambah daftar panjang konflik antara warga Kangean dengan perusahaan migas. Ainur bahkan mengingatkan masyarakat agar tidak gentar.
“Untuk seluruh warga Kangean yang terus berjuang di barisan penolakan, pesan saya adalah: jangan pernah gentar! Laporan ini bukan akhir, melainkan awal dari babak baru. Lautan dan tanah Kangean adalah warisan untuk anak cucu kita,” pungkasnya.
Sementara itu, tudingan keterlibatan kelompok preman dalam menjaga aktivitas seismik ikut memicu tanda tanya publik, apalagi sempat beredar video yang berjaga di sebuah kolam renang milik Badrul Aini. Video itu viral dengan narasi “pasukan berani mati” yang siap menghadapi siapa pun yang menolak survei seismik.