Bangkalan – Selama lima tahun terakhir, ketimpangan gender di Madura menunjukkan pola yang tidak stabil. Kabupaten Pamekasan konsisten mencatat angka tertinggi, sementara Sumenep bergeser menjadi daerah dengan kesenjangan paling rendah pada 2023, Senin (23/06/2025).
Berdasarkan catatan BPS Jawa Timur yang dihimpun dari tahun 2019 hingga 2023, nilai Indeks Ketimpangan Gender (IKG) di empat kabupaten Madura memperlihatkan perbedaan cukup mencolok. Indikator ini menggambarkan kesenjangan antara perempuan dan laki-laki dalam aspek kesehatan reproduksi, partisipasi politik, pendidikan, serta akses ekonomi.
Pamekasan mencatat IKG tertinggi sebesar 0,660 pada 2021, sedangkan angka terendah muncul di Kabupaten Sumenep pada 2022 dengan nilai 0,570. Selisih ini mencapai 0,090 poin atau sekitar 15,8 persen dari nilai Sumenep saat itu.
Bangkalan, yang pada 2019 memiliki IKG sebesar 0,636, mengalami penurunan drastis ke angka 0,591 di tahun berikutnya. Namun pada 2023, kabupaten ini naik kembali menjadi 0,615, menunjukkan fluktuasi sebesar 4,06 persen dibanding tahun 2019.
Sampang menunjukkan kecenderungan stagnan dengan kisaran nilai IKG antara 0,582 hingga 0,618 dalam lima tahun terakhir. Meski tampak stabil, jarak antar tahun justru memperlihatkan pola turun-naik tanpa konsistensi perbaikan.