Sampang – Gelombang kemarahan nelayan Pantura Madura akhirnya tak terbendung. Puluhan nelayan dari empat kecamatan, yakni Waru (Pamekasan), Sokobanah, Ketapang, dan Banyuates (Sampang), berencana menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di Kantor SKK Migas Jawa Timur.
Aksi ini dipicu ketidakjelasan pembayaran ganti rugi kerusakan rumpon (rumah ikan) akibat aktivitas survei seismik migas yang dilakukan oleh Petronas Carigali asal Malaysia bersama mitranya PT Elnusa.
Nelayan mengaku telah berulang kali mengalami kerugian tanpa ada kepastian tanggung jawab dari kedua perusahaan tersebut.
Faris Reza Malik, Koordinator Lapangan aksi asal Kecamatan Banyuates, menyatakan bahwa nelayan sudah terlalu lama bersabar. Mereka menuntut SKK Migas segera menekan Petronas dan Elnusa untuk menyelesaikan pembayaran ganti rugi secara transparan dan adil.
“Kami mewakili nelayan dari enam desa di Banyuates. SKK Migas harus berhenti jadi penonton. Kami turun ke jalan untuk memperjuangkan hak kami,” tegas Faris, Rabu (2/7/2025).
Imron Muslim, aktivis perwakilan dari Kecamatan Waru dan Sokobanah, menyampaikan bahwa SKK Migas memiliki tanggung jawab moral dan hukum dalam menyelesaikan konflik ini.
Ia menuding lembaga negara tersebut terlalu pasif dalam merespons laporan kerusakan rumpon nelayan.