Sampang – Di tengah polemik ganti rugi kerusakan rumpon atau rumah ikan milik nelayan Pantai Utara (Pantura) Madura yang tak kunjung selesai, Petronas malah menggelar sosialisasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk rencana eksploitasi Sumur Hidayah.
Acara yang berlangsung di salah satu hotel mewah di Kota Surabaya, Selasa (12/08/2025), membuat kekecewaan nelayan Pantura semakin memuncak. Pasalnya, ribuan rumpon milik nelayan hancur akibat aktivitas survei seismik migas 3D.
Bagi para nelayan, langkah yang dilakukan oleh Petronas dianggap bukan hanya bentuk pengabaian, tetapi juga penghinaan terhadap masyarakat pesisir.
Halil, nelayan asal Desa Masaran, Kecamatan Banyuates, menilai Petronas sengaja menggelar acara tersebut secara tertutup dan jauh dari mata publik pesisir.
“Sumur Hidayah itu letaknya di perairan Pantura Madura, bukan di depan pintu hotel Surabaya. Sosialisasi seharusnya dilakukan di Sampang, agar kami yang terdampak bisa hadir,” tegas Halil.
Ia menolak keras setiap rencana eksploitasi migas sebelum ganti rugi rumpon diselesaikan.
Menurutnya, Petronas dan PT Elnusa tidak bisa berlindung di balik agenda baru sambil menelantarkan kewajiban terhadap nelayan.