Sumenep – Program Sekolah Rakyat di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menghadapi tantangan serius setelah jumlah pendaftar jauh dari target. Hingga akhir Juli 2025, tercatat hanya lima calon siswa yang mendaftar, padahal kuota yang disiapkan mencapai 50 siswa untuk jenjang SD dan SMP.
Kondisi ini mendapat perhatian dari DPRD Sumenep. Anggota Komisi IV, Samioeddin, menilai pemerintah daerah belum maksimal dalam melakukan sosialisasi program.
“Kalau sosialisasi hanya sebatas formalitas, program ini berpotensi menjadi proyek seremonial tanpa hasil nyata. Strategi yang matang dan menyentuh masyarakat secara langsung sangat diperlukan, bukan sekadar mengandalkan kata ‘gratis’,” tegas Samioeddin, Senin (18/08/2025).
Menurutnya, biaya nol rupiah tidak serta merta menarik minat masyarakat, terlebih di wilayah Sumenep banyak pesantren yang juga menawarkan pendidikan serupa. Ia menekankan perlunya konsep yang kuat serta pendekatan personal agar keluarga sasaran benar-benar memahami manfaat jangka panjang dari program Sekolah Rakyat.
“Diperlukan konsep yang jelas, ditambah upaya jemput bola agar keluarga sasaran benar-benar memahami manfaat jangka panjang program ini,” tambahnya.