Jakarta – Kendati Pemilihan Presiden (Pilpres) masih 2 tahun lagi, riak gelombang politik menuju hajat demokrasi semakin menghangat. Salah satu penandanya ialah dengan dideklarasikannya Koalisi Indonesia Bersatu yang diinisiasi oleh Partai Golkar, PPP dan PAN pada minggu lalu.
Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam menilai terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu merupakan upaya untuk menaikkan daya tawar ketiga partai yang dimaksud.
“Koalisi ini saya sebut ‘koalisi tentatif’ yang sewaktu-waktu dapat berubah. Tentu, motivasinya selain menaikkan bargaining, juga dapat diterjemahkan untuk menggalang atau untuk menyiapkan perahu kandidat capres dan cawapres,” kata Arif dalam diskusi Menebak Poros Koalisi Pilpres 2024 yang diselenggarakan Relawan Gaspoll (Gus Muhaimin Asik Poll) pada Kamis malam (19/5/2022).
Arif berpendapat, Pilpres 2024 mendatang akan diikuti maksimal empat pasang capres-cawapres, atau minimal bisa tiga pasang. Poros koalisi pertama, jika istiqomah, akan dipelopori Koalisi Indonesia Bersatu.
Kemudian poros kedua, diprediksi akan mengerucut pada poros yang diinisiasi oleh Partai Nasdem yang kemungkinan akan menggaet Partai Demokrat dan PKS. Sedangkan poros ketiga diprediksi akan dipimpin oleh PDI Perjuangan yang akan menggandeng Gerindra.
“Posisi PDI Perjuangan saya kira akan tetap berkoalisi, meskipun secara syarat administrasi telah memenuhi jika mereka akan mengusung pasangan sendiri. Jika tidak berkoalisi, PDI Perjuangan tentu akan kerepotan terkait dengna figur yang akan dicalonkan dan juga tantangan di Parlemen di kemudian hari,” jelas Arif.