“Masyarakat tidak dapat mengonsumsi informasi vital tersebut, hingga kemudian menyebabkan banyak praduga bahwa terjadi banyak penyimpangan dalam realisasi penyaluran anggaran,” jelasnya.
Berlangsungnya aksi demonstrasi tersebut ditemui langsung oleh beberapa bagian dari Tim Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Sumenep.
Wakil sekretaris Satgas Covid-19 Sumenep, Abd. Rahman Riadi mengungkap bahwa perkembangan pasien terpapar Covid-19 per tanggal 11 Agustus 2021 berjumlah 4.734 pasien.
“Pasien yang ada di RSUD dr. H. Moh. Anwar ada 1.081 pasien, 43 dirawat, 96 meninggal dan 942 sembuh. Sedangkan di RIDC ada 235 pasien, dengan 19 pasien dirawat dan 216 pasien sembuh. RSI Garam Kalianget terdapat 550 pasien, 31 dirawat, 63 meninggal, 336 sembuh. Pasien di rumah sakit yang lain terdapat 398 pasien, 46 dirawat, 16 meninggal dan 336 pasien sembuh. Sedangkan untuk yang menjalani isolasi mandiri dalam pengawasan ada 2.470 pasien, 43 dirawat, 62 meninggal dan 2.365 pasien sembuh,” bebernya.
Mengenai transparansi realisasi serapan anggaran Covid-19, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Sumenep, Mohamad Iksan mengatakan bahwa seluruh laporan itu akan diberikan jika masyarakat mendatangi kantor Dinsos dengan mengajukan surat permohonan.
“Jika memang ingin data realisasi anggaran silahkan datangi kantor dengan membawa surat,” singkatnya pada massa aksi.
Usai melangsungkan aksi demonstrasi di depan gedung kantor Pemkab Sumenep, seluruh massa aksi membanting setir untuk menggeruduk gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.