Belanja negara tumbuh 7,3% (yoy), dengan fokus pada perlindungan sosial seperti bantuan pangan, subsidi pupuk, dan program pendidikan seperti KIP. Defisit anggaran primer tercatat Rp19,4 triliun, tetap dalam batas risiko yang terkelola.
Realisasi sementara APBN 2024 menunjukkan pendapatan negara mencapai Rp2.842,5 triliun atau 101,4% dari target. Sementara itu, belanja negara mencapai Rp3.350,3 triliun, sehingga menghasilkan defisit Rp507,8 triliun atau 2,29% dari PDB.
“APBN 2024 yang terus bekerja dengan sangat keras namun tetap juga menjadi instrument yang diandalkan dan tetap kredibel. Di tengah gejolak global, APBN kita terus menjadi peredam shock dan dan juga melindungi masyarakat baik yang paling rentan bahkan kepada kelas menengah (melalui) berbagai subsidi dan kompensasi,” tambah Menkeu.
Menkeu menegaskan bahwa kinerja APBN 2024 tetap sehat dan kredibel, menjadi modal penting bagi pelaksanaan APBN 2025. Meskipun dinamika global diperkirakan masih terjadi, pemerintah optimis mampu mengantisipasi dampaknya terhadap perekonomian nasional.
Dengan pendekatan strategis dan responsif, APBN 2024 berperan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi sekaligus mendorong kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.