Koordinator Koalisi Mahasiswa dan Pemuda Sepulu, Zainal Arifin, menegaskan bahwa gerakan ini lebih dari sekadar pembangunan fisik. “Ini tentang mengembalikan martabat. Memberi rasa aman dan harapan baru bagi Mbah Sadima. Rumah yang layak adalah hak setiap warga,” katanya.
Para relawan tidak hanya membantu dalam pembangunan rumah. Mereka juga memberikan bantuan kebutuhan pokok harian, mulai dari beras, minyak goreng, hingga kebutuhan pribadi lainnya.
Mbah Sadima tak kuasa menahan haru. Di hadapan para relawan dan warga, ia menyampaikan rasa syukur. “Saya tak pernah menyangka akan dibantu seperti ini. Semoga Allah membalas kebaikan kalian,” ujarnya sambil menyeka air mata.
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda sosial berkelanjutan yang diusung Koalisi Mahasiswa dan Pemuda Sepulu, dengan fokus pada kelompok rentan lansia, penyandang disabilitas, dan warga miskin. Dengan semangat “Dari Desa untuk Sesama”, program serupa akan menyasar sejumlah titik rawan lainnya di wilayah Kecamatan Sepulu.
Langkah ini sekaligus menjadi pengingat bahwa perubahan sosial sejati lahir dari aksi nyata di akar rumput. Bahwa ketika pemuda, pemerintah, dan masyarakat bersatu, harapan baru bisa dibangun, bahkan dari puing-puing rumah yang nyaris roboh.