Bukan Negara Barat, Ternyata Thailand yang Memiliki Pekerja Wisata Lendir Terbanyak di Dunia

Madurapers
Lokasi Wisata Lendir di Thailand
Tangkapan layar suasana lingkungan "wisata seks" di Thailand video "Sisi Kelam Prostitusi di Thailand" yang dirilis Harian Indo 2021 (Dok. Madurapers, 2023).

“Wisata lendir” ini memberikan insentif ekonomi yang signifikan bagi banyak warga negara, terutama wanita pedesaan tanpa kompetensi dan keahlian. Dari sektor ini, menurut Gugic (2014) sekitar 60 persen pendapatan nasional Thailand berasal dan sisanya dari sektor ekonomi lain negara ini.

Pendapatan negara dari sektor ini, menurut analisis sebuah perusahaan riset Havocscope, pada tahun 2015 sekitar US$6,4 miliar per tahun. Persentasenya menurut perusahaan riset yang konsen pada kajian pasar gelap ini, mencapai 3% dari produk domestik bruto (PDB) negara Thailand.

Pekerja seks ini, menurut hasil survei Pusat Kajian Asia Tenggara, UGM, sudah ada sejak zaman Ayuthya (1350-1776) dan menjadi industri cukup besar selama Perang Vietnam atau Perang Indochina Kedua (1957-1975).

Di masa perang itu, pasukan Amerika Serikat kerap kali datang ke Thailand. Tujuannya untuk istirahat dan rekreasi sekaligus mencicipi tubuh molek para pekerja “wisata lendir” di Thailand.

Pada tahun 2000-an sekitar 4 juta lebih turis datang ke Thailand untuk mencicipi “wisata seks”. Dari 10 juta turis yang datang 60 persennya adalah laki-laki dan dari turis laki-laki ini 70 persennya datang ke Thailand untuk “berwisata seks”.