Dominasi Chelsea tak hanya hadir dalam bertahan, tetapi juga di lini tengah. Moises Caicedo dan Reece James memaksakan kontrol fisik yang membuat PSG kesulitan membangun permainan, sebuah peningkatan dramatis sejak awal musim.
Maresca memainkan strategi berlapis dengan menempatkan James di tengah bersama Caicedo, menyatu dengan Enzo Fernandez yang terus mengganggu Vitinha. Trio ini menciptakan dinding di lini tengah yang membuat kreator utama PSG tak berkutik.
Joao Neves dan Fabian Ruiz tak menemukan ruang untuk bernapas, hingga akhirnya Neves kehilangan kontrol emosi dan menarik rambut Marc Cucurella, menghasilkan kartu merah yang mempermalukan lini tengah PSG di menit akhir.
Chelsea tidak hanya memenangi pertempuran taktik, tetapi juga duel bola-bola atas. Dua gol awal dari skema umpan panjang yang dieksekusi sempurna menunjukkan betapa efisien dan beraninya The Blues dalam membongkar pertahanan PSG.
Gol pertama lahir dari umpan jauh Sanchez kepada Malo Gusto yang memanfaatkan kelengahan Mendes untuk mengirim umpan matang ke Cole Palmer. Lalu, pada menit ke-30, Levi Colwill memberikan umpan cungkil sempurna yang kembali dikonversi Palmer menjadi gol, menegaskan dominasi Chelsea.
Skema Maresca sukses mengubah tekanan tinggi PSG menjadi bumerang yang dimanfaatkan Chelsea dengan efisiensi luar biasa. Mereka layak menyandang gelar juara dunia dengan mengalahkan tim yang selama ini dianggap tak tersentuh.
