David Hume, seorang filsuf, ekonom, dan sejarawan asal Skotlandia, lahir pada 7 Mei 1711 di Edinburgh. Ia adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah filsafat modern yang dikenal dengan kontribusinya yang besar dalam bidang empirisme, skeptisisme, dan teori pengetahuan.
Hume sering dipandang sebagai penerus utama pemikiran John Locke dan George Berkeley. Namun, pemikiran-pemikirannya yang radikal (pencari kebenaran sejati) sering kali menantang pandangan yang lebih tradisional pada zamannya.
David Hume berasal dari keluarga kelas menengah atas, meski ayahnya meninggal saat ia masih sangat muda. Ia tumbuh dalam lingkungan yang mendukung pendidikan tinggi, dan pada usia muda ia mulai mengembangkan ketertarikannya terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan.
Hume menempuh pendidikan di Universitas Edinburgh, namun ia tidak menyelesaikan studi formalnya. Meskipun demikian, ia lebih memilih untuk mendalami literatur dan filsafat secara mandiri.
Pada usia 23 tahun, Hume menulis A Treatise of Human Nature, sebuah karya monumental yang menjadi dasar pemikiran filsafatnya. Meskipun karya ini awalnya tidak mendapatkan perhatian besar, seiring berjalannya waktu, buku ini dianggap sebagai salah satu kontribusi paling berharga dalam pemikiran filsafat modern.
Hume kemudian menghabiskan sebagian besar hidupnya di Edinburgh, Paris, dan London. Ia menjalin hubungan dengan banyak intelektual besar, termasuk Adam Smith dan Edmund Burke. Ia meninggal pada 25 Agustus 1776 di usia 65 tahun.
Pemikiran utama Hume berfokus pada teori pengetahuan, hubungan sebab-akibat, dan moralitas. Salah satu kontribusi terpentingnya adalah dalam mengembangkan prinsip-prinsip empirisme.
Hume berpendapat bahwa pengetahuan manusia hanya dapat diperoleh melalui pengalaman inderawi, dan tidak ada pengetahuan yang dapat diperoleh tanpa dasar pengalaman tersebut. Konsepnya ini disebutnya sebagai impression (kesan) dan idea (gagasan). Menurut Hume, segala sesuatu yang kita ketahui berasal dari kesan yang diterima oleh indera kita, yang kemudian diolah menjadi gagasan dalam pikiran.
Dalam A Treatise of Human Nature, Hume juga memaparkan pandangannya mengenai hubungan sebab-akibat. Ia berargumen bahwa kita tidak dapat mengetahui hubungan sebab-akibat dengan cara rasional atau logis, melainkan melalui kebiasaan dan pengulangan pengalaman.