Kapolres Bangkalan AKBP, Hendro Kusmayadi, menyampaikan permohonan maaf atas bentrokan yang menyebabkan luka pada mahasiswa. Ia menegaskan komitmen kepolisian dalam menangani kriminalitas. “Diminta atau tidak diminta, kami akan menindak tegas kasus curanmor dan begal. Bahkan pelaku begal yang sempat beraksi di Desa Geger telah kami amankan,” tegas Hendro.
Hendro juga menjelaskan bahwa pihaknya berencana meningkatkan patroli di seluruh wilayah Kabupaten Bangkalan yang meliputi 18 kecamatan. Namun, keterbatasan personel menjadi kendala utama. “Kami hanya memiliki sekitar 580 hingga 600 anggota, sementara jumlah anggota di Polres Pamekasan sudah mencapai 700 hingga 800 personel. Ini menjadi tantangan tersendiri dalam pengamanan wilayah,” ujarnya.
Menanggapi kericuhan dalam aksi, Hendro menegaskan bahwa Polres Bangkalan akan menginvestigasi insiden tersebut. Ia menyatakan bahwa kekerasan dari aparat tidak dapat ditoleransi. “Jika ada perlawanan dari siapapun, apalagi tindakan kekerasan dari anggota, akan kami tindak dengan pasal yang berlaku, disertai bukti foto dan video,” tutupnya.
Aksi ini menarik perhatian publik karena eskalasi kekerasan yang terjadi dan tuntutan mahasiswa yang cukup tajam terhadap kepolisian. Kondisi mahasiswa yang tak sadarkan diri masih belum diketahui secara pasti hingga sore hari.
Situasi di sekitar Polres Bangkalan berangsur kondusif setelah aksi berakhir, namun aparat masih berjaga di sekitar lokasi. HMI berencana mengawal terus tindak lanjut tuntutan mereka hingga batas waktu yang telah ditentukan.
