Opini  

Desa Inklusi sebagai Cerminan Pembangunan Berkelanjutan

Madurapers
Jagad Wijaksono, aktif di Kelompok Kerja Desa Inklusif, Direktorat Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal.
Jagad Wijaksono, aktif di Kelompok Kerja Desa Inklusif, Direktorat Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal. Foto: Jagad Wijaksono/2025

Lebih lanjut, Pemerintah Desa Tapenpah memberi ruang bagi kelompok anak dan remaja dalam proses pembangunan desa, kesadaran akan pentingnya pembangunan sumber daya manusia menjadi latar belakang dari pemberdayaan anak dan remaja yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Tapenpah sebagai upaya untuk mebangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan sebagai salah satu langkah kongkret dalam mewujudkan pembangunan desa yang berkelanjutan.

Pendekatan yang inklusi dalam pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Tapenpah telah membuka ruang aspirasi yang berasal dari berbagai kelompok masyarakat. Pemerintah desa telah berupaya untuk mendorong peningkatan kualitas hidup warganya dengan membuka ruang bagi seluruh warga untuk dapat terlibat dalam pembangunan desa. Selain itu perhatian yang dititik beratkan pada sektor pendidikan dan pemberdayaan kelompok anak dan remaja menjadi salah satau titik krusial dalam upaya mewujudkan pembanguan yang berkelanjutan khususnya pada level desa.

Keterlibtan kelompok-kelompok masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan dan pembangunan desa itu sendiri memberikan corak atau warna yang beragam. Dengan dibukanya ruang-ruang aspirasi yang luas dan keberpihakan pemerintah desa kepada asas-asas atau prinsip-prinsip inklusfitas menjadi salah satu kekuatan dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Melalui Desa Tapenpah kita dapat melihat bahwa ruang aspirasi yang terbuka akan memberi dampak yang luas bagi partisipasi masyarakat dan ini akan mendorong efektifitas dan efisiensi pembangunan desa, karena dengan hal ini pembangunan yang dilakukan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa.

 

Jagad Wijaksono, aktif di Kelompok Kerja Desa Inklusif, Direktorat Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal.