Namun, ketika menengok tingkat pendidikan, ketimpangan lain muncul. Dari total ASN, sebanyak 343.053 orang (78 persen) telah meraih pendidikan Sarjana hingga Doktoral, mencerminkan tren peningkatan kualitas SDM.
Jumlah ASN dengan ijazah diploma (D-I hingga D-IV) sebanyak 54.912 orang (sekitar 12,5 persen), sementara yang lulusan SMA mencapai 38.041 orang atau hanya 8,7 persen. Sektor birokrasi tampaknya mulai menutup pintu bagi lulusan sekolah menengah.
ASN dengan latar belakang pendidikan SMP hanya 2.235 orang dan SD tersisa 1.109 orang. Jika digabung, lulusan SD dan SMP kini hanya menyumbang kurang dari 1 persen populasi ASN, menandakan penyaringan ketat berdasarkan pendidikan.
Data ini mencerminkan arah kebijakan rekrutmen yang lebih selektif dan fokus pada kompetensi akademik. Namun, muncul pertanyaan: apakah kualitas pelayanan publik otomatis meningkat seiring naiknya kualifikasi?
Sebagai struktur tulang punggung pemerintahan, ASN seharusnya mencerminkan efisiensi dan representasi publik. Tapi dominasi kelompok tertentu, baik dalam hal status kepegawaian, gender, maupun pendidikan, perlu dikaji lebih lanjut.