Jakarta – Pemerintahan Prabowo Subianto kembali mencatatkan sinyal positif dari sektor perpajakan nasional. Hingga Mei 2025, penerimaan pajak bruto mencapai Rp895,77 triliun, menunjukkan tren pertumbuhan yang terus berlanjut sejak Maret, Jumat (20/06/2025).
Realisasi pajak neto yang tercatat sebesar Rp683,26 triliun atau 31,2% dari target tahun ini, memberikan pijakan fiskal yang relatif stabil. Pemerintah menilai angka bruto dan neto memberi cerminan berbeda terhadap dinamika ekonomi.
“Kami selalu menyajikan penerimaan pajak dari sisi bruto dan netto. Jadi, netto bruto itu menggambarkan kondisi perekonomian. Kemudian netto itu adalah bruto dikurangi restitusi yang merupakan kewajiban pada waktu jatuh tempo. Jadi, netto memang tidak bisa dijadikan pedoman mengenai kondisi ekonomi saat ini,” ujar Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu dalam konferensi pers APBN KiTA, Selasa (17/06/2025).
Kendati pertumbuhan penerimaan sedikit melambat secara bulanan, angka Mei 2025 tetap lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Mei tahun ini mencatat Rp162,5 triliun, naik tipis dari Mei 2024 yang mencatat Rp162,2 triliun.
Wamenkeu Anggito menyebut pola ini bukan anomali, melainkan bagian dari siklus tahunan. Ia menekankan bahwa Maret dan April selalu menjadi bulan puncak penerimaan pajak.