Sumenep – Masa aksi yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlementer (Gempar) gruduk kantor Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Sumenep, Selasa, (21/2/2023).
Berdasarkan pantauan di lapangan, aksi mahasiswa tersebut tak lain mendesak agar Kepala Dinsos P3A Sumenep, Achmad Zulkarnain turun dari jabatannya. Pasalnya, selama menjabat dinilai gagal menjalankan tugas dan wewenangnya.
Menurut Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Muhammad Nur, dalam orasinya menyebutkan bahwa Kepala Dinsos P3A telah gagal menunaikan tugasnya dalam mengatasi masalah kemiskinan di Kabupaten Sumenep.
Hal itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur (Jatim) pada Juni 2021, Sumenep ada di posisi ketiga sebagai kabupaten termiskin se-Jatim.
“Data BPS Provinsi Jatim ini sebagai bukti bahwa Pemerintah Kabupaten Sumenep, melalui Dinsos P3A, belum mampu mengurangi kemiskinan di Kabupaten Sumenep,” teriaknya, Selasa (21/2/2023).
Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan bahwa selama ini Kadinsos P3A Sumenep tidak punya inovasi dalam menekan angka kemiskinan. Selain itu, lanjut Nur, Zulkarnain juga sering menebar janji-janji palsu sejak dulu.
“Semisal janjinya untuk melakukan labelisasi terhadap penerima Bantuan Sosial (Bansos) Program Keluarga Harapan (PKH), yang dijanjikan sejak tahun 2019 hingga sekarang tidak kunjung ada kejelasan,” tegasnya.
Dirinya menambahkan, program tersebut sangat penting untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat luas dalam menilai, apakah Bansos itu tepat sasaran atau tidak?