Sementara untuk jenjang SMP, Fairusi menjelaskan bahwa Disdik mencatat kebutuhan tenaga pengajar sebanyak 725 orang. Namun, saat ini jumlah guru yang tersedia justru mencapai 822 orang.
“Artinya kita mengalami surplus sekitar 97 guru di tingkat SMP. Tapi tantangannya sekarang adalah distribusi yang tidak merata. Ada sekolah kekurangan guru mata pelajaran tertentu, sementara sekolah lain justru kelebihan. Ini akan kami evaluasi dan tata ulang agar penempatannya sesuai kebutuhan,” jelasnya.
Ia menambahkan, pemerataan distribusi guru menjadi fokus penting untuk memastikan semua sekolah, terutama di wilayah pelosok dan kepulauan, mendapatkan akses pendidikan yang adil.
Disdik Sumenep pun berharap ada perhatian serius dari pemerintah pusat, terutama dalam pemenuhan tenaga pendidik di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Pasalnya, guru merupakan ujung tombak dalam mencetak generasi bangsa yang unggul.
“Kami akan terus memprioritaskan penyelesaian masalah kekurangan guru ini demi kualitas pendidikan yang merata dan berkelanjutan di Kabupaten Sumenep,” pungkasnya.