Eep Ungkap Empat Krisis Pemerintahan Jokowi

Tangkapan layar Eep Saefulloh Fatah saat menjadi pembicara dalam Pasamoan Masyarakat Sipil Jawa Barat yang mengambil tema “Menyoal Rungkadnya Demokrasi dan Mundurnya Reformasi ke Titik Nol”, yang diunggah di kanal YouTube Meja Bundar
Tangkapan layar Eep Saefulloh Fatah saat menjadi pembicara dalam Pasamoan Masyarakat Sipil Jawa Barat yang mengambil tema “Menyoal Rungkadnya Demokrasi dan Mundurnya Reformasi ke Titik Nol”, yang diunggah di kanal YouTube Meja Bundar (Dok. Madurapres, 2023).

BandungPemerintahan Joko Widodo (Jokowi), menurut konsultan politik terkenal Eep Saefulloh Fatah mengalami 4 (empat) krisis. Empat krisis ini adalah: (1) krisis moral, (2) krisis dukungan politik, (3) krisis kebijakan, dan (4) krisis elektoral, Rabu (13/12/2023).

Eep, yang juga merupakan CEO PolMark Research Centre, ini menyampaikan krisis-krisis tersebut pada acara Pasamoan Masyarakat Sipil Jawa Barat yang mengambil tema “Menyoal Rungkadnya Demokrasi dan Mundurnya Reformasi ke Titik Nol”, Selasa (12/12/2023).

Melansir kanal YouTube Meja Bundar, Eep melihat Indonesia sedang menghadapi masalah krisis. Pertama, krisis moral di kalangan elit politik. “Krisis ini muncul saat pemerintah melanggar TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 (TAP MPR ini tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), red.) dan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN. Dengan terang benderang mempertontonkan nepotisme,” papar Eep.

Kedua, krisis dukungan politik Pemerintahan Jokowi. “Sebelum ada penetapan capres-cawapres dan koalisi dalam Pilpres 2024, dukungan politik untuk Jokowi 80% datang dari 81% kursi di DPR RI. Ini adalah dukungan terbesar sepanjang hasil Pemilihan Presiden secara langsung,” paparnya.

Sejak penetapan capres-cawapres, katanya, terjadi krisis dukungan politik pemerintahan ini. Pasalnya, sebanyak 54,6% kursi di DPR sudah di luar Pemerintahan Jokowi. “Tiga partai (NasDem, PKB, dan PKS, red.) bersama AMIN (Anies-Muhaimin, red.), sementara dua partai (PDI-P dan PPP, red.) bersama Ganjar-Mahfud. Sisanya pendukung presiden, yaitu 45,4% (Gerindra, Golkar, Demokrat, dan PAN, red.),” jelas Eep.

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca