Sampang – Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sampang tahun 2024, menurut data BPS Kabupaten Sampang, hanya mencapai 1,71 persen, jauh dari angka ideal untuk mendorong kesejahteraan masyarakat. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami kontraksi tajam sebesar -5,43 persen, menunjukkan melemahnya sektor yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi daerah, Jumat (21/03/2025).
Sektor transportasi dan pergudangan tumbuh pesat sebesar 12,23 persen, namun dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat masih terbatas. Sementara itu, pertumbuhan konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 10,75 persen menunjukkan peningkatan aktivitas lembaga sosial, bukan peningkatan daya beli masyarakat.
Perekonomian Sampang tahun 2024 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp24.881,79 miliar atas harga berlaku. Namun, nilai PDRB atas harga konstan 2010 hanya Rp14.925,30 miliar, menunjukkan bahwa kenaikan nilai ekonomi lebih banyak dipengaruhi oleh faktor inflasi dibandingkan pertumbuhan riil.
Struktur ekonomi Sampang masih bergantung pada sektor pertanian dengan kontribusi 28,76 persen, diikuti oleh perdagangan sebesar 19,98 persen. Dominasi sektor-sektor tradisional ini menunjukkan belum adanya diversifikasi ekonomi yang signifikan untuk mempercepat pertumbuhan.
Sektor pertambangan dan penggalian menyumbang 14,49 persen dalam perekonomian daerah, tetapi tidak berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Aktivitas pertambangan cenderung menguntungkan pihak luar dibandingkan masyarakat setempat.
Konstruksi dan administrasi pemerintahan juga berperan penting dalam ekonomi daerah, dengan kontribusi masing-masing sebesar 12,13 persen dan 4,85 persen. Namun, pertumbuhan di sektor ini sering kali lebih menguntungkan pelaku usaha besar dibandingkan masyarakat kelas bawah.